Rusuh di Papua

Kontras:Jangan Selesaikan Dengan Cara Militer

VIVAnews - Pendekatan militeristik masih digunakan pemerintah dalam menangani kasus di Papua. Bila hal itu terus dilakukan, akan mengorbankan rakyat sipil, yang selama ini sudah trauma dengan pemerintah Indonesia sejak integrasi tahun 1969.

"Bila hal itu-itu terus yang disodorkan pemerintah, tentunya akan membuka kembali luka lama rakyat Papua," kata Kordinator Kontras Papua Hari Maturbongs dalam dialog LSM dengan Pangdam Cederawasih, Senin 20 April 2009.

Akibatnya, keinginan rakyat Papua untuk memisahkan diri akan terus bergema. Karena itu, TNI harus transparan dalam membeberkan jumlah personel secara periodik terutama intelijen.

Tidak hanya itu, TNI dan Polisi jangan hanya selalu membuat stigma aparatis sebagai otak segala peristiwa kepada rakyat Papua.

Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI AY. Nasution mengatakan, TNI sudah lama menghilangkan cara-cara demikian, karena sadar hal itu salah. "Soal separatis memang ada di Papua, berdasarkan data yang ada, mereka pun bersenjata," kata Naustiona.

Laporan: Banjir Ambarita | Papua

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024