Lindungi Diri dari 'Flu Singapura'

VIVAnews - Heboh penyakit flu singapura membuat sejumlah warga Ibu Kota panik. Khususnya mereka yang memiliki anak usia di bawah 10 tahun.

Jangan terlampau panik. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP, MARS, mengatakan, penyakit ini tidak berbahaya meski perlu diwaspadai.

Pada dasarnya, penyakit ini bukan penyakit berat. Pengobatan hanya simtomatik dan memperbanyak konsumsi makanan cukup protein dan kalori. Penyakit ini dapat sembuh dalam 7-10 hari.

Upaya pencegahan khusus terhadap penyakit ini pun tak ada. Namun, risiko tertular dapat ditekan dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun, dan menutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin.

Selain itu, tidak menggunakan secara bersama-sama alat-alat rumah tangga seperti cangkir, sendok, garpu, juga alat kebersihan pribadi seperti handuk, lap muka, sikat gigi dan pakaian. "Terutama sepatu dan kaus kaki," ujarnya.

Menurut dr Tjandra, dunia kedokteran tidak mengenal istilah flu singapura. Medis mengenalnya sebagai penyakit Tangan Kaki dan Mulut (PTKM) atau Hand Foot Mouth Disease (HFMD) yang disebabkan oleh virus.

Penyakit ini sering ditemui pada anak dan bayi dengan masa inkubasi 3-7 hari. Penularan terjadi melalui percikan ludah, pernapasan, dan kulit. Bahkan juga bisa melalui benda yang sebelumnya disentuh penderita. Masa penularan terbesar adalah pada minggu pertama sakit.

Gejala yang muncul seperti flu biasa, yakni demam, batuk, pilek, pegal-pegal, dan mudah lelah. Bedanya, flu ini disertai bercak-bercak merah berair seperti cacar di telapak tangan, kaki, dan di antara jari, serta sariawan di rongga mulut.

Namun bila ditemukan tanda-tanda yang membahayakan penderita, seperti gejala neurologi, muntah berulang, sesak nafas, dan halusinasi, pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Di Tengah Konflik Perang, Tiongkok Dukung Upaya Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Baca juga: Salah Kaprah Soal Flu Singapura

Ilustrasi bunuh diri.

Meli Joker Tewas Bunuh Diri Sambil Live di Instagram, Psikolog Soroti Hal Ini

Psikolog klinis, Meity Arianty mengungkap bahwa tingkat bunuh diri kadang masih belum menjadi perhatian penting.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024