Guru Aniaya 5 Wartawan di Tana Toraja

VIVAnews - Insiden penganiayaan terhadap wartawan kembali terjadi di Sulawesi Selatan. Penganiayaan tersebut terjadi di Kabupaten Tana Toraja, sekitar 400 kilometer dari Makassar, Ibukota Sulawesi Selatan.

Pelaku penganiayaan adalah guru SMP Negeri 1 Tana Toraja bernama Mesak. Sedangkan yang menjadi korban adalah lima wartawan yang sedang melakukan liputan di sekolah tersebut, Selasa, 21 April 2009.

Kelima wartawan tersebut adalah Yansto Tambing (kontributor Sun TV), Aris Bafauzi (Kontributor Metro TV), Muhammad Hasrul (Kontributor TV One), Jimnny (stringer SCTV) dan Joni Lembang (wartawan Koran Sindo).

Menurut Aris Bafauzi kepada VIVAnews, Ia bersama empat wartawan lainnya, sedang meliput dugaan penganiayaan oknum guru SMP 1 Tator kepada 7 siswanya. Saat itu, mereka sedang mengikuti salah satu orang tua siswa, yang ingin mengkonfirmasi dugaan penganiayaan itu.

“Kebetulan anak orang tua itu termasuk salah satu yang mengaku menjadi korban penganiayaan. Makanya kami ikut sama dia menuju ruang kepala sekolah,” tutur Aris yang dihubungi dari Makassar, Selasa malam.

Namun, belum sempat tiba diruang kepala sekolah, tiba-tiba, Mesak, guru BP SMP tersebut marah. Dia, lanjut Aris, memegang Hasrul dan bermaksud merampas kameranya. Karena tidak berhasil merampas, oknum guru tersebut hanya memukul kamera dan mengenai bagian leher Hasrul.

Tindakan Mesak tidak hanya sampai di situ. Mesak bahkan memprovokasi guru lainnya dan murid SMP untuk mengejar lima wartawan itu hingga pintu gerbang sekolah. “Saya mendengar Mesak mengucapkan usir berkali-kali, sambil berteriak mengajak murid-muridnya melempari baru,” tambahnya.

Untungnya, berselang 15 menit, lima wartawan tersebut diselamatkan oleh aparat kepolisian yang tiba di lokasi kejadian.

Sementara itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar menyesalkan terjadinya pemukulan oleh oknum guru terhadap wartawan di Tana Toraja. Ketua AJI Makassar, Andi Fadli menegaskan, pemukulan tersebut semestinya tidak terjadi. Alasannya, mereka hanya datang untuk mengkonfirmasi kebenaran tentang laporan orang tua siswa.

“Masa wartawan datang baik-baik untuk mengkonfirmasi, malah dipukul dan diusir,” tegas Andi Fadli dengan nada tinggi.

Fadli juga mengaku kecewa dengan kejadian tersebut, karena dilakukan oleh oknum yang berpendidikan. Selain itu, tindakan tersebut dilakukan di lingkungan yang mengajarkan sopan santun seperti sekolah. Sepantasnya, lanjutnya, guru-guru tersebut menjadi contoh bagi anak didiknya, bukan malah memprovokasi untuk mengusir dan melempari.

Untuk itu, AJI Kota Makassar meminta kepolisian memeriksa Mesak yang melakukan kekerasan terhadap para wartawan. AJI berpendapat, tindakan guru tersebut telah menghalang-halangi kinerja pers yang bermaksud memberitakan dugaan penganiayaan guru terhadap muridnya.

Laporan Rahmat Zeena | Makassar

Gara-gara Wanita, Bripda DR Aniaya Tenaga Kesehatan Hingga Hidungnya Patah
Wakil Menteri Luar Negeri, Turki Ahmet Yildiz

Dewan Keamanan PBB Dikritik karena Gagal Tegakkan Resolusi saat Serangan di Gaza Meningkat

Wakil Menteri Luar Negeri, Turki Ahmet Yildiz, mengutuk tindakan Israel di Gaza dan menyerukan tindakan tegas internasional untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024