Bajak Laut

Selat Malaka Makin Aman, Indonesia Dipuji

VIVAnews - Jalur pelayaran di Selat Malaka, yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia, dinyatakan aman. Berdasarkan data Biro Maritim Internasional atau International Maritime Bureau (IMB), hanya ada satu insiden di Selat Malaka yang masuk perairan Indonesia dalam seperempat tahun pertama  2009.

Malaka terhitung aman, dibandingkan periode yang sama tahun 2008. Saat itu ada lima kasus pembajakan kapal yang dilaporkan. "Negara yang bertanggungjawab atas Selat Malaka harus diberi pujian atas usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk mengamankan jalur perdagangan di Selat Malaka," kata IMB, seperti dikutip laman Rivertonradio, Rabu 22 April 2009.

Bagaimanapun, kapal-kapal harus tetap siaga di perairan Selat Malaka. Sebab, belum ada kepastian bahwa patroli ketat di Selat Malaka akan terus berlangsung.

Meski demikian, aparat keamanan Indonesia tak boleh lengah. Seperti dimuat laman  International Maritime Bureau, sejumlah perairan rawan pembajakan yakni Anambas di  Kepulauan Natuna, Belawan, dan Tanjung Priok di Jakarta. "Pembajak biasanya melakukan aksi bersenjatakan senapan, pisau, atau golok," kata IMB.

Menurut laporan IMB, pembajakan di periode perempat tahun pertama 2009, untuk seluruh dunia, meningkat tajam. Penyebab utama adalah serangan intensif gerombolan perompak di perairan Somalia.

Badan pengawas di London, Inggris menyebut ada 102 serangan bajak laut di seluruh dunia, bandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebanyak 53 serangan. Sebanyak 61 pembajakan terjadi di Teluk Aden dan perairan Somalia, padalah di dua wilayah itu hanya ada enam serangan di seperempat tahun pertama 2008.

Mayoritas para pembajak menggunakan senjata dan pisau. Kekerasan pada awak kapal meningkat tajam tahun ini.

Ratusan Karyawan PT PRLI Demo Lagi, Minta MA Lakukan Penggantian Majelis Hakim
Chief Executive Officer Indodax Oscar Darmawan.

Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya

Penelitian Statista mengungkapkan, pasar kripto di Asia Tenggara diproyeksikan mencapai US$1.787 juta atau sekitar Rp27,5 triliun pada tahun 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024