Peringatan Hari Bumi

Debit Sungai-sungai di Dunia Terus Menyusut

VIVAnews - Jelang peringatan Hari Bumi di Amerika Serikat (AS), suatu tim peneliti mengungkapkan hasil yang memprihatinkan: debit air yang mengalir di sungai-sungai besar di dunia ternyata terus menurun dalam 50 tahun terakhir.

Fenomena itu menimpa 925 sungai, yang menunjukkan perubahan signifikan jumlah air dalam kurun waktu antara 1948 hingga 2004.

Jumlah air yang mengalir ke Laut Pasifik menurun hingga setara dengan jumlah air yang mengaliri Sungai Mississipi setiap tahunnya. Sungai-sungai besar seperti Sungai Kuning, Yangtze, dan Mekong di China, Sungai Gangga di India, Sungai Niger di Afrika Barat, dan Sungai Colorado di barat daya Amerika juga menunjukkan pengurangan debit besar-besaran.

Sementara itu air yang mengalir ke Samudra Hindia menurun hingga 3 persen atau 140 kilometer kubik. Satu-satunya daerah yang mengalami peningkatan debit air terjadi di Arktik. Debit air meningkat hingga sepuluh persen disebabkan oleh mencairnya salju akibat pemanasan global.

"Sumber air bersih juga akan menurun selama beberapa dekade mendatang karena pertambahan populasi dan perubahan iklim," ujar peneliti Pusat Penelitian Atmosferik Nasional, Aiguo Dai di Boulder, Colorado pada Selasa (21/4).

Dai mengatakan kondisi akan semakin buruk dengan menipisnya gletser di Tibet dan tempat-tempat lainnya. Rekan Dai, Kevin Trenberth mengatakan perubahan iklim ini akan sangat mempengaruhi jumlah cadangan dan debit air sungai.

Selain perubahan iklim, pembangunan bendungan dan penggunaan air untuk pertanian dan industri juga berperan dalam berkurangnya aliran air. Penemuan ini akan dipublikasikan dalam Jurnal Masyarakat Meteorologi Amerika edisi 15 Mei.

Direktur Laboratorium Biologi Chesapeake Univerrsitas Maryland, Margaret Palmer mengatakan penemuan ini sangat penting bagi umat manusia dan kesinambungan ekosistem daerah aliran sungai.

Legeenda Timnas Indonesia dari Piala Dunia hingga Juara SEA Games Rayakan HUT PSSI

"Hal yang terpenting adalah bahwa menurunnya cadangan air ini disebabkan perubahan iklim, bukan kegiatan manusia. Namun perubahan ini tetap memiliki pengaruh bagi kehidupan manusia dan ekosistem," kata Palmer.

Penurunan air sungai yang mengalir ke lautan membentuk sedimentasi di mulut sungai dan memengaruhi pola sirkulasi air laut di seluruh dunia. (AP)

VIVA Militer: Prajurit TNI di basis OPM Paro

Basis OPM Paro Nduga Lumpuh Digempur TNI, 2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertembak

Mereka terluka dari melarikan diri.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024