VIVAnews - Sebuah produsen mi instan asal Jepang, Jumat, 24 Oktober 2008, mengatakan bahwa pihaknya dengan sukarela menarik 500 ribu mi instan kemasan cup dari peredaran. Penarikan produk dilakukan Nissin Food Products Company karena khawatir akan kemungkinan kontaminasi bahan kimia insektisida dalam produk mi instan mereka.
Pekan ini, seorang perempuan di Fujisawa, Tokyo, muntah-muntah dan merasakan gangguan pada lidahnya setelah memakan mi instan Nissin. Sebelumnya, dia menciup bau bahan kimia saat membuka cup mi instan yang dibelinya. Menurut pejabat kota Fujisawa, seperti dikutip dari situs internet Japan Today, kondisi perempuan berusia 67 tahun tersebut tidak parah dan sembuh dua jam kemudian.
Pejabat di Fujisawa kemudian meminta supermarket Food One Fujisawa yang menjual mi instan Nissin bermasalah tersebut untuk menahan penjualan kemasan mi instan dengan merk dan tanggal produksi sama, yaitu tanggal 30 Agustus 2008.
Pihak berwenang mengatakan bahwa dalam produk mi instan Nissin, mereka menemukan adanya paradichlorobenzene- bahan kimia pembasmi hama. Tidak disebutkan berapa tinggi kadar bahan kimia tersebut dalam mi instan Nissin. Pada kemasan mi instan juga tidak ditemukan adanya lubang atau keanehan lain.
Menanggapi penemuan tersebut, pihak Nissin kemudian dengan sukarela menarik sekitar 500 ribu kemasan mi instan cup yang diproduksi pada tanggal 30 Agustus 2008.
Sebelumnya, kasus pencemaran produk makanan oleh bahan kimia berbahaya, selalu melibatkan produk Cina. Dalam bulan ini, dua warga Jepang muntah-muntah dan merasakan gangguan pada mulutnya setelah mengonsumsi kacang buncis beku yang diimpor dari Cina.
Kacang buncis tersebut ternyata tercemar bahan kimia pestisida 34.500 kali lebih banyak daripada standar aman yang ditetapkan pemerintah.