Golkar-Demokrat Cerai, PAN Menangguk Untung

VIVAnews - Peluang Partai Amanat Nasional mendapat posisi calon wakil presiden semakin besar ketika Golkar menghentikan pembicaraan koalisi dengan Partai Demokrat. "Tentu peluang bagi PAN akan lebih banyak dan posisi PAN akan lebih menarik perhatian," kata salah satu Ketua PAN, Patrialis Akbar.

Setelah Sekretaris Jenderal Golkar Sumarsono mengumumkan lobi dengan Demokrat dihentikan pada Rabu 22 April 2009 lalu, PAN langsung bereaksi. Rabu malam, PAN langsung menggelar rapat internal.
 
"Kami sepakat untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk menduduki posisi strategis dalam koalisi, seperti calon wakil presiden.  PAN akan mencalonkan beberapa nama kader kami yang berkualitas, capable, dan energik, sebagai calon wakil presiden," kata Patrialis di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 23 April 2009.
 
PAN mengajukan beberapa nama karena tentu tidak boleh memaksa Demokrat atau Susilo Bambang Yudhoyono memilih satu pilihan saja. "Kami tidak akan membiarkan capres pusing tujuh keliling dengan memaksa beliau menerima satu calon. Dengan demikian, terserah beliau nanti akan memilih siapa," kata Patrialis yang dulu berprofesi advokat itu.

PAN khawatir, "Kalau dipaksakan tapi tidak cocok, kan bisa menimbulkan kebuntuan di pemerintahan.  Jangan sampai muncul perseteruan karena pernikahan dipaksakan," katanya.

Sebelumnya Patrialis menyatakan PAN menyodorkan tiga tokohnya untuk dinominasikan menjadi calon wakil presiden. Mereka adalah Soetrisno Bachir, Hatta Radjasa dan AM Fatwa.

Heboh Pemuda di Demak Rusak Jembatan Agar Truk Bisa Lewat, Polda Jateng Angkat Bicara
Sejumlah awak kapal dan penumpang KMP Kirana menggelar Salat Idul Fitri, atau Salat Ied di atas kapal, Rabu, 10 April 2024

Begini Suasana Salat Idul Fitri di Atas Kapal Merak-Bakauheni

Sejumlah awak kapal dan penumpang KMP Kirana menggelar Salat Idul Fitri, atau Salat Id di atas kapal, Rabu, 10 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024