VIVAnews - Tingkat produksi sawit Indonesia dalam 10 tahun ke depan diperkirakan akan naik dua kali lipat menjadi 40-50 juta ton CPO. Produktivitas ini diyakini sebagai yang terbesar di dunia.
Deputi Menko Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan, peningkatan terjadi karena tanaman sawit akan menggunakan varietas baru yang tinggi produktivitasnya. Selain itu rencana investasi lahan yang sudah siap terus berlangsung setiap tahun.
"Tapi catatannya, perluasan ini tidak berlangsung besar-besaran," kata Bayu di Kantor Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis 23 April 2009.
Perluasan terjadi di areal lahan sawit rakyat seluas 2-50 hektar. Komposisi luas lahan sawit rakyat ini jumlahnya hanya sekitar 25-30 persen dari total luas lahan sawit yang mencapai 7 juta hektar.
Bayu mengatakan, peningkatan produksi 40-50 juta ton lebih banyak terjadi karena peremajaan tanaman sawit. "Secara siklus, lahan sawit selalu diremajakan," katanya. Dengan peremajaan varietas baru diyakini jumlah produksi akan meningkat signifikan. "Malaysia saja, mereka produksinya bisa 25-30 persen lebih tinggi dari produktivitas kita per hektarnya," kata Bayu.
Saat ini komposisi perkebunan sawit Indonesia terbesar ada di Sumatera dan Kalimantan. Luas lahan sawit diperkirakan mencapai 7 juta hektar. Sebanyak 50 persen dikuasai swasta baik asing maupun dalam negeri, 25-30 persen dimiliki oleh rakyat dan sekitar 20 persen sisanya dimiliki oleh PTPN.
Tapi menurut Bayu, pemerintah masih mencoba menghitung ulang luasnya lahan sawit ini. "Konfirmasi sementara menggunakan satelit luasnya bisa mencapai lebih dari 7 juta hektar," katanya.
Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024
Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.
