Strategi Baru Demokrat Ditentukan 25 April
Partai Golkar sudah memutuskan Jusuf Kalla calon presiden. Keputusan itu mengakhiri rencana sejumlah kubu politik di Golkar untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat.
Kalla juga diberi mandat menyusun koalisi dengan partai lain. Sore ini Ketua Umum Golkar itu akan bertemu dengan Taufik Kiemas, Ketua Dewan Pertimbangan PDI Perjuangan.
Partai Demokrat yang sesungguhnya masih berharap bisa berkoalisi dengan Golkar menegaskan sangat menghargai keputusan Golkar itu. “Demokrat menghargai sikap politik Golkar. Mudah-mudahan seluruh proses dalam pilpres dapat kita lalui dengan sehat dan aman,” kata Sjarief Hasan, Ketua Fraksi Demokrat yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
Saat Golkar memutuskan Kalla sebagai Capres di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Sjarief sedang bertemu dengan Agung Laksono, Wakil Ketua Umum Golkar yang juga Ketua DPR, di ruang kerja Agung di Senayan. Sjarief memastikan, “Pak Agung sepertinya juga terkejut mendengar kabar itu,”katanya. Tapi, bagaimana pun, lanjutnya, keputusan Borobudur itu adalah keputusan partai.
Sjarief memastikan akan mengubah strategi dalam pemilihan presiden 2009. Perubahan strategi itu akan dirumuskan dalam Rapat Pimpinan Partai Demokrat yang digelar di Jakarta, Minggu tanggal 25 April ini. Apa saja perubahan strategi itu belum jelas benar. “Saya masih harus bertemu bos dulu,” kata Sjarief.
Mungkinkah Demokrat tetap ngotot mengambil wakil presiden dari Golkar – mengabaikan keputusan DPP Golkar – seperti yang terjadi pada pemilihan presiden 2004 lalu, Sjarief Cuma menjawab pendek, “Kita lihat saja nanti.”
Dalam pemilihan umum 2004, partai Demokrat memang mengambil Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden, padahal Golkar mengusung pasangan Wiranto dan Salahuddin Wahid. Bedanya, Jusuf Kalla menjadi calon wakil presiden SBY sebelum Golkar memutuskan calon presidennya.