Wawancara Jeffrey Winters:

Calon Presiden Indonesia Harus Ambisius

VIVAnews - Pertarungan antara calon presiden semakin memanas. Peta politik berubah begitu cepat. Golkar yang semula akan mencalonkan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono mendadak berubah. Golkar ingin melaju sendiri dengan mencalonkan Kalla sebagai calon presiden pada pemilihan umum yang digelar pada Juli mendatang.

Namun, banyak kalangan yakin peta politik masih mudah berubah. Belum begitu jelas, pasangan masing-masing capres dan cawapres. Apalagi masih ada waktu cukup panjang.

Sembari mengikuti perkembangan peta politik yang terus bergerak, wartawan VIVAnews, Heri Susanto dan Nur Faridah Ahniar mewawancarai Jeffrey A Winters, Profesor ekonomi politik dari Northwestern University, Amerika Serikat.

Winters yang fasih berbahasa Indonesia dikenal sebagai pengamat politik Indonesia yang cukup tajam, serta kritikus pedas lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia dan IMF.

Wawancara dilakukan di Kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta seusai Winters menjadi panelis dalam bedah buku "Bencana Financial" hasil karya ekonom Atma Jaya, A Prasetyantoko pada Rabu, 22 April 2009.

Menurut anda, siapa bakal melaju dalam persaingan pemilihan capres?

Yang jelas Mega lawan SBY atau Prabowo lawan SBY. Tapi dua-duanya berat. Kalau melihat matematika dengan treashold begitu besar, yakni 20 persen sulit membuat tiga pasangan capres. Paling hanya dua pasangan yang akan maju.

Seberapa besar peluang SBY dengan keluarnya Golkar dari Demokrat?


Kita harus ingat suara Demokrat loncat dari 7% jadi 20%, itu luar biasa hebat. Tetapi, jangan lupa 80 persen suara tidak memilih Demokrat. Itu berarti basis Partai Demokrat kecil, meski menang 20%. Nah, untuk itu, SBY harus membangun dukungan melebihi 20% suara. Jika bergabung dengan Golkar, peluangnya besar. Tetapi, kalau Demokrat jalan sendiri, berat untuk untuk SBY.

Golkar mengusung capres sendiri?

Sulit membayangkan capres dari Golkar untuk menang. Kalau Golkar ingin menjadi bagian pemerintahan, pilihan yang tepat adalah wapres. Kalau untuk capres, berdasarkan survei, tidak ada satupun calon punya popularitas tinggi, termasuk Jusuf Kalla, Ketua Umum Golkar. Mungkin yang paling tinggi Sultan Hamengkubuwono, tapi itu pun kecil. Sultan harus menang secara nasional bukan Jawa Tengah. Untuk luar Jawa mungkin berat.

Bagaimana peluang Prabowo maju sebagai calon Presiden?

Jelas punya peluang, tergantung dari struktur koaliasi. Tetapi salah satu persyaratan pilpres adalah punya dana cukup besar untuk maju. Saya melihat dari sisi dana itu lengkap. Tinggal apakah dia bisa mencapai 20% kursi DPR atau 25 persen suara. Untuk mencapai itu, kuncinya pada PDIP dan PAN. Kalau PAN ke Gerindra pasti Prabowo bisa maju. Kalau PAN ke Demokrat, mau tidak mau Prabowo harus bergabung dengan PDIP.

Menurut anda kriteria capres dan cawapres yang ideal seperti apa?


Seorang presiden yang punya sense of urgency. Dia harus punya firasat bahwa situasi di Indonesia perlu perubahan agresif, ambisius dan mengerti bahwa cara yang dipakai selama ini tidak cukup. Saya kira, Indonesia perlu orang yang punya sikap seperti itu.

Prabowo tergolong capres ambisius?

Ada beberapa calon presiden yang mempunyai target pertumbuhan ekonomi ambisius, dua digit. Capres itu percaya bahwa pertumbuhan 7% saja tidak cukup untuk masa depan Indonesia, untuk keluar dari kemiskinan dan keluar dari banyak konflik. Kemakmuran akan membantu banyak masalah.

Apakah Indonesia bisa tumbuh dua digit?

Setiap negara bisa, tidak ada negara yang secara genetik nggak bisa. Pertanyaannya apakah Indonesia punya kemauan politik, kemauan kebijakan dan inisiatif untuk mencapai itu.

Perubahan seperti apa yang dilakukan untuk mencapainya?

Yang penting dimulai dengan perubahan mental bahwa tumbuh dua digit itu perlu. Tanpa mulai dengan target, maka tidak akan tercapai dengan sendirinya. Nah, sekarang Indonesia jalan tanpa target apapun. Sri Mulyani punya pandangan kuartalan. Tidak ada target Indonesia harus mencapai apa pada 2045. Jadi itu sama dengan jalan tanpa peta. Kalau sampai ke tempat, itu kebetulan saja.

Apa cukup dengan perubahan mental?


Belum. Perubahan mentalitas itu penting agar konsep bisa tercapai. Kedua, perlu menyusun target. Ketiga, membuat rencana dan program untuk mencapai target tersebut. Itu juga harus ditambahkan janji calon presiden. “Kalau tidak mencapai itu, saya tidak dipilih lagi.” Jadi, minimal harus mendekati. Sebab, pertumbuhan ekonomi tidak bisa seperti dulu. Sumber daya dipakai dan disia-siakan. Minyak, gas bumi, hutan, dan batu bara hilang.

Saat awal kampanye pemilu 2004, SBY sudah menargetkan ekonomi tumbuh  7 persen, tapi itupun sulit tercapai. Apalagi tumbuh 10%?


Itulah mentalitas 7 persen tadi. Itu susah. Apalagi mau mencapai 10 persen. Itu susah dicapai karena tidak ada sikap ambisius dari pemerintah baik dari presiden maupun tim ekonomi. Menurut presiden, tumbuh 7 persen cukup, padahal dengan segitu Indonesia hanya akan berputar di tempat. Tidak akan maju cepat. Bahkan pada 2045, Indonesia tetap menjadi negara miskin.

Prabowo punya ambisi pertumbuhan ekonomi dua digit ....


Ya, saya baca itu. Tapi saya tidak tahu isi dari program dia apa.

Butuh waktu berapa lama, kita bisa tumbuh dua digit?


Yang jelas, itu tidak akan tercapai kalau tidak mulai dari sekarang. Kalau tiap tahun ditunda, maka targetnya tertunda. Harus ada pandangan baru bahwa “Indonesia Bisa”.

Ada anggapan pasar merespons positif kemenangan Demokrat?

Pasar merespons positif bukan karena Demokrat menang atau tidak. Persoalannya pemilu berjalan aman, tanpa kekerasan. Kalau PDIP incumbent dan menang, responsnya akan sama. Jadi, itu bukan sinyal bahwa mereka mencintai Demokrat, tidak.

Kalau bisa tumbuh dua digit, persepsi apa yang berubah?

Ya persepsi tentang Indonesia akan berubah. Itu akan membuat shock seluruh Asia. Tapi selama ini Indonesia tidak menjadi ancaman untuk siapa-siapa. Bahkan, ada lelucon yang sangat jelek bagi Indonesia. “Indonesia is a great potential country and always will be.” Indonesia negara yang berpotensi besar, dan untuk selamanya akan begitu.

Bukankah pelaku pasar lebih suka kalau tidak ada perubahan pemerintah ...

Ya, mereka memang suka yang mereka kenal. Jadi yang tidak dikenal selalu membawa risiko, itu logis saja. Kalau dikenal dan senang, respon pasar akan positif. Pasar itu akomodatif sekali dan suka menghindari risiko. Karena itu, pelaku  pasar akan memilih status quo karena cukup menguntungkan.

Bagaimana penilaian anda terhadap tim ekonomi pemerintah saat ini?

Gagal total.

Dimana gagalnya?


Mereka gagal total mengangkat Indonesia keluar dari kemiskinan. Ini bukan soal krisis global yang berlangsung dari tahun lalu. Itu tidak penting karena hanya akan dijalani selama beberapa tahun. Yang penting, jika melihat gambaran makro besarnya, sistim ekonomi yang telah dijalankan selama 40 tahun ini sudah gagal mengangkat Indonesia dari kemiskinan. Apalagi, membuat Indonesia menjadi negara maju.

Artinya, pemerintah baru nanti jangan memakai sistem yang berlaku sekarang?

Ya, mafia Berkeley dibuang saja. Masak sudah gagal terus, masih tetap dipakai.

Kalau begitu siapa yang paling tepat untuk memimpin tim ekonomi?

Saya kira ekonom paling top di Indonesia adalah Rizal Ramli.

Mengapa Rizal Ramli?


Saya kira telah berbuat banyak dalam waktu singkat. Waktu dia memimpin Bulog, koruptornya disikat habis. Waktu menjadi Menko Perekonomian di era pemerintahan Abdurrahman Wahid, dia mengambil sikap baru terhadap IMF dan Bank Dunia. Dia membuat Indonesia menjadi pendobrak. Dia negosiasi dengan IMF secara frontal. Dia memakai paradigma baru bahwa Indonesia akan mendapatkan keuntungan terus menerus.

Lantas, mengapa Rizal nggak disukai?


Barat anggap dia sulit, padahal untuk Indonesia itu bagus, nasionalis. Kalau Indonesia tidur terus dan tidak berbuat apa-apa, maka Indonesia tidak akan dihargai. Cina dihargai dan respek karena bersikap nasionalis yang kuat. Itu beda.

4 Tim Lolos 8 Besar Piala Asia U-23, Indonesia Siap Nyusul?
Pengendara Motor Tabrak BMW Seri 5

Tidak Fokus Berkendara, Pengendara Motor Tabrak BMW Seri 5

Baru-baru ini, beredar video viral menunjukkan peristiwa kecelakaan pengendara motor menabrak mobil BMW Seri 5 yang sedang ingin menyeberang dari sisi kanan jalan ke arah

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024