ADB Akan Dongkrak Plafon Pinjaman Signifikan
VIVAnews - Bank Pembangunan Asia berpotensi menaikkan pinjaman kepada negara-negara di Asia secara cukup signifikan, hingga sekitar US$ 13-15 miliar.
Kenaikan pinjaman bagi negara Asia itu akan menjadi salah satu fokus yang akan dibahas dalam sidang tahunan ADB di Bali yang akan digelar pada awal Mei mendatang.
Peningkatan pinjaman itu merupakan konsekuensi dari kesepakatan yang bakal dicapai dalam pertemuan di Bali untuk menaikkan modal sebesar 200 persen. Kenaikan modal ini akan disumbang oleh negara-negara pemegang saham besar ADB, termasuk Indonesia.
"ADB akan meningkatkan kapasitas untuk mendeteksi negara di Asia yang terkena krisis," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat, 24 April 2009.
Lembaga keuangan beranggotakan 67 negara ini merupakan lembaga keuangan terbesar setelah Bank Dunia. Total aset ADB sebesar US$ 70,5 miliar dan total pinjaman US$ 30,3 miliar.
Bagi Indonesia, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kesepakatan ini tentu akan memberikan manfaat, khususnya terkait dengan sumber-sumber pendanaan bagi pembangunan.
Indonesia merupakan pemegang saham terbesar keenam di ADB. Namun, Indonesia sekaligus menjadi pengutang terbesar nomor satu ADB. Total pinjaman Indonesia di ADB sebesar US$ 9,4 miliar.
Sejak ADB berdiri 66 tahun silam, Indonesia menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya. Pertemuan di Bali ini diharapkan memberikan citra positif bagi Indonesia sebagai tempat yang memiliki stabilitas, kepercayaan dan prospek ekonomi yang bagus.