Matahari Putra Prima Tidak Bagi Dividen

VIVAnews - Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2008 kepada pemegang saham.

Laba bersih perusahaan sebesar Rp 10,5 miliar akan dialokasikan sebagai dana cadangan Rp 2 miliar dan laba ditahan Rp 8,5 miliar. 

"Keputusan itu sudah disetujui rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar hari ini," kata Direktur Komunikasi Perusahaan Matahari Putra Prima, Danny Konjongian, usai RUPS perseroan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat 24 April 2009.

Meski demikian, dia melanjutkan, pada kuartal I-2009, perseroan mampu membukukan kenaikan pendapatan cukup signifikan dibanding periode sama 2008. Pertumbuhan itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi krisis ekonomi.

Danny mengatakan, krisis ekonomi diperkirakan mengancam pendapatan perusahaan ritel. Namun, perseroan masih bisa mempertahankan kinerja keuangannya.

"Hal itu terbukti dari pendapatan kami pada kuartal III dan IV-2008," tuturnya.

Pada kuartal I-2009, dia menjelaskan, perusahaan terindikasi memperoleh laba yang tidak direalisasikan (unrealized gain) dari lindung nilai (hedging). Lindung nilai tersebut disebabkan penerbitan obligasi dolar AS perseroan. "Hedging mencapai 25 persen," ujarnya.

Namun, dia menambahkan, hedging juga menyebabkan rugi yang tidak direalisasikan (unrealized loss) sekitar Rp 230 miliar pada laporan keuangan perseroan 2008.

Praz Teguh Nilai Wanita dari Mata Kaki, Reaksi Netizen Pro Kontra

Potensi kerugian tersebut memicu pencatatan laba bersih perusahaan hanya mencapai Rp 10,5 miliar, atau turun 94 persen dibanding 2007 sebesar Rp 180 miliar.

"Bila tidak memperhitungkan unrealized loss, laba sebelum pajak berpotensi Rp 230-240 miliar," tuturnya.

Danny menambahkan, pihaknya berharap bisa mencapai laba bersih satu digit tertinggi atau dua digit terendah dari perhitungan laba tanpa indikator unrealized loss Rp 230-240 miliar. Namun, pendapatan diperkirakan naik 10-15 persen menjadi sekitar Rp 13,2 triliun dibandingkan 2008 senilai Rp 12 triliun.

Pusat perbelanjaan Matahari, menurut dia, memiliki pangsa pasar hingga 20 persen di dalam negeri, sedangkan hipermarket masih 15 persen.

"Penetrasi modern ritel Indonesia masih kecil dibanding negara lain, seperti Malaysia," ujarnya.

Hadiah mobil mewah Rolls-Royce Sandra Dewi dari Harvey Moeis.

Terkuak, Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Harris Arthur Hedar selaku kuasa hukum Harvey Moeis, membeberkan kalau ada perjanjian pranikah antara kliennya dengan Sandra Dewi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024