Pemerintah Thailand Cabut Status Darurat

VIVAnews - Pemerintah Thailand Jumat secara resmi mengumumkan melalui siaran televisi negara, bahwa pihaknya telah mencabut keadaan darurat yang diberlakukan belum lama di Bangkok serta beberapa distrik di lima provinsi terdekat.

Menurut televisi negara NBT, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva telah memutuskan mencabut status negara dalam darurat, karena meyakini bahwa pemerintah telah bisa menguasai seluruh situasi dan telah mampu mencegah kemungkinan terjadinya aksi kekerasan.

Pada Jumat pagi, Abhisit mengatakan, bahwa pencabutan status darurat negara sebagai upaya untuk menunjukkan kesungguhan pemerintahnya, bahwa pemerintah menginginkan rekonsiliasi dan membuat negara ini terus bergerak maju.

Dalam perkembangan berikutnya, penguasa kepolisian telah memutuskan tidak akan menentang pengajuan jaminan tiga pemimpin aksi protes anti pemerintah, atau orang-orang berbaju merah, setelah keadaan darurat dicabut.

Polisi berkewajiban untuk membawa ketiga pemimpin protes, yaitu Veera Musigapong, Natthawut Saikua dan Weng Tojirakan, untuk diperiksa di Pengadilan Kejahatan Jumat petang, setelah pemeriksaan polisi berakhir sesuai dengan pencabutan status daurat negara.

Ketiga pemimpin aksi protes tersebut telah ditahan 14 April setelah mereka mengumumkan kepada para pendukung mereka di Wisma Negara, bahwa mereka telah memutuskan untuk menghentikan aksi massa dengan klaim bahwa mereka ingin melindungi kehidupan orang-orang baju merah, pada saat militer dilaporkan berencana akan membasmi para pemrotes.

Status darurat negara diumumkan oleh pemerintah Ahad petang, 12 April, di ibukota Bangkok dan beberapa distrik di lima provinsi di dekatnya, dengan alasan kerusuhan kian meningkat.

Sebelum darurat negara diumumkan, pada 11 April, para pemrotes anti pemerintah menyerbu ke dalam tempat berlangsungnya konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN, di pantai Pattaya. Sehubungan itu pemerintah memutuskan menunda semua jalannya KTT.

Pada 15 April, Kementerian Kesehatan Umum mengumumkan, dua orang tewas dan 133 orang lainnya dari kedua pihak - pasukan keamanan dan pemrotes anti pemerintah - cedera dalam bentrokan di tengah-tengah merebaknya kekerasan.

Pemberlakuan darurat negara sebelumnya dikhawatirkan berakibat pada beberapa sektor di dalam masyarakat Thailand, terutama sektor bisnis, termasuk bidang pariwisata.

Sebab tak lama setelah darurat negara di berlakukan, sekitar 20.000 turis China membatalkan rencana kunjungan mereka ke pulau Phuket karena alasan kekhawatiran keamanan, kata Purit Maswongsa, ketua perhimpunan pariwisata Phuket.

Banyak investor asing juga kehilangan kepercayaan terhadap Thailand setelah kerusuhan politik belakangan ini, sehingga mereka enggan mengembangkan investasi, kata Santi Vilassakdanont, ketua Federasi Industri Thailand.

Badan Investasi Thailand mencatat kemerosotan investasi dari yang diperkirakan diajukan pada tahun 2009, menjadi 400 miliar baht (11,23 miliar dolar AS) dari target sebelumnya 650 miliar baht (18,26 miliar dolar AS).

Ekonomi Thailand diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar lima persen pada 2009 karena krisis politik belakangan, yang berakibat pada sektor investasi dan pariwisata negara ini, kata Abhisit. (tvone)

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024