SBY-Kalla Tak Sepakat Pada Satu Poin

VIVAnews - Salah satu Ketua Golkar, Muladi, membuka cerita bahwa sebenarnya Susilo Bambang Yudhoyono tidak sepenuhnya menolak Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden mendampinginya. SBY dan Kalla, menurut Muladi, hanya tidak bisa bersepakat pada satu poin saja.

Namun Muladi tidak bersedia menjelaskan secara detail satu poin tadi. "Itu sangat pribadi, dan yang bisa menyelesaikan hanya mereka berdua. Bisa diselesaikan secara budaya dan adat," ujar Muladi di kantor Lembaga Pertahanan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin 27 April 2009.

Muladi memberikan petunjuk, satu poin itu berkaitan dengan aksi Kalla yang menyatakan siap menjadi calon presiden. "Dan sudah deklarasi ke mana-mana," kata Muladi.

Sementara poin-poin lain sudah disepakati. Namun karena Kalla tak mendapat kepastian sampai malam menjelang Rapat Pimpinan Nasional Khusus 23 April lalu, akhirnya muncullah pernyataan Golkar tidak bersepakat dengan Demokrat. Maka saat Rapimnas pun, Golkar mencalonkan presiden sendiri.

Keadaan ini, kata Muladi, sulit diperbaiki. Untuk kembali menjalin koalisi dengan SBY, "Harus ada tata krama Jawa yang harus dipenuhi," tutur Muladi. Dan untuk mengatasi perbedaan itu, Muladi berharap SBY dan JK mau menyisihkan prestise dan harga diri masing-masing.

Jasad Ibu dan Dua Anak Korban Longsor di Garut Ditemukan
PT Freeport Indonesia (PTFI) teken Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PTFI periode 2024-2026 bersama tiga Ketua Serikat Pekerja/Serikat Buruh (dok: Freeport)

Manajemen dan Serikat Pekerja Freeport Teken PKB, Menaker: Bisa Jadi Contoh bagi Perusahaan Lain

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas bersama tiga Ketua Serikat Pekerja/Serikat Buruh PTFI menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024