VIVAnews - Pemilihan presiden pada Juli 2009 diperkirakan akan mendongkrak belanja iklan di media massa. Hal serupa pernah terjadi pada pemilihan presiden putaran pertama 2004.
"Pengeluaran iklan waktu itu lumayan tinggi," kata Senior Manager Business Development Media Indonesia Nielsen Company Maika Randini di Jakarta, Selasa 28 April 2009.
Iklan organisasi politik menjelang pemilihan presiden pada kuartal kedua 2009 diperkirakan akan meningkatkan kembali jumlah belanja iklan sebanyak 19 persen setelah pada kuartal pertama 2009. Belanja iklan pada kategori iklan pemerintah dan organisasi politik mengalami peningkatan 31 persen dibandingkan kuartal keempat 2008.
Menurut Maika, partai politik akan mulai intens melakukan iklan sebulan sebelum pemilihan presiden. "Bahkan sebelum Juni juga sudah mulai terlihat," katanya.
Pola pengeluaran belanja iklan pemerintah dan organisasi politik menjelang Pemilu tahun ini, menurut riset Nielsen, tidak jauh berbeda dengan pola Pemilu 2004. "Peningkatan yang cukup tajam terjadi pada kuartal pertama 2004 dan angkanya meningkat lagi pada kuartal kedua 2004 karena Pemilu," kata Maika.
Sedangkan pengeluaran belanja pemerintah identik terjadi peningkatan pada kuartal keempat setiap tahun. "Biasanya kuartal keempat naik tajam, setelah itu di kuartal pertama akan turun drastis, karena umumnya digunakan pemerintah untuk menghabiskan budget," ujarnya.
Dari Rp 1,065 triliun belanja iklan kategori pemerintah dan organisasi politik, sebanyak 67 persen berasal dari partai politik, termasuk calon pemerintah daerah. Pola yang hampir sama juga terlihat pada pertumbuhan jumlah spot iklan. Bedanya, pada kuartal kedua 2004 jumlah spot menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Padahal dalam segi nilai, belanja iklan pada kuartal itu justru meningkat.
Manipulasi Putusan MK soal Pilpres Lalu Diunggah di Tiktok, Pria di Riau Diciduk Polisi
Tersangka diamankan berdasarkan hasil patroli siber Bareskrim Polri yang menemukan postingan akun TikTok yang memanipulasi suara hakim membacakan hasil putusan sidang MK.
