VIVAnews -Tingkat hunian (okupansi) perkantoran di pusat bisnis Jakarta (CBD) selama kuartal I 2009 mengalami penurunan. Bertambahnya pasokan dan melambatnya permintaan menjadi akibat krisis global merupakan alasan penurunan tersebut.
Selama kuartal I 2009, total pasokan ruang perkantoran meningkat 0,6 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 3,87 juta m2. Hal iniĀ terkait masuknya supali perkantoran baru dengan selesainya Prudential Tower sebanyak 22.500 m2. Tingkat okupansi CBD kuartal I menjadi 86.6 persen dibanding periode yang sama 2008 87,7 persen.
Associate Director Procon Utami Prastiana mengatakan meskipun perbandingan dua periode menurun, okupansi kuartal I 2009 sedikit meningkat dibanding kuartal sebelumnya, 86,4 persen. Total penyerapan bersih pada kuartal I 26.800 m2, relatif stabil dibanding kuartal sebelumnya.
"Penyerapan kuartal I hanya seperlima dibanding periode sebelumnya," katanya pada Property Market Review Q1-2009 di kantor Procon Bursa Efek Indonesia, Selasa, 28 April 2009.
Meski banyak pengembang yang menunda pembangunan, pengembang dengan proyek bertingkat pra komitmen dan penjualan tinggi tetap melanjutkan aktivitas konstruksinya.
Pada kuartal I 2009, katanya, sebesar 60 persen penyerapan sewa karena adanya gedung baru beroperasi seperti City Tower, Prudential Tower dan Menara DEA. Selain itu relokasi dan pengecilan permintaan kantor dari penyewa menyumbangkan pengaruh pada perkantoran.
Relokasi penyewa terus menjadi permintaan utama bagi pasar perkantoran CBD dua tahun mendatang. Kendati tidak sebesar jumlah sebelum krisis, jumlah penyewa ruang perkantoran meningkat daripada kuartal sebelumnya. Sebagian besar pencarian belum direalisasikan menjadi transaksi pada kuartal I 2009.
"Proses negosiasi semakin panjang karena calon penyewa lebih berhati-hati menghadapi krisis ekonomi," katanya. Efisiensi biaya paling mempengaruhi calon penyewa terhadap properti perkantoran di kawasan CBD
Tarif sewa perkantoran di CBD, Utami menuturkan relatif stabil. Ada beberapa penyesuaian sewa dengan kenaikan dibawah 10 persen. "Perubahan sewa paling banyak terjadi karena depresiasi rupiah terhadap US dolar," katanya. Rata-rata sewa di CBD mencapai Rp 177.000/m2 perbulan atau setara US$15,36/m2 per bulan.
Lebih lanjut Utami menjelaskan, tahun ini hingga dua tahun ke depan bertambahnya pasokan ruang kantor baru menyebabkan tingkat hunian akan terus menurun. Diperkirakan tingkat okupansi menjadi 84-85 persen hingga 2010.
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengeluarkan imbauan agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrim dan gelombang tinggi hingga 28 April.
Tukang Becak Berkaos Ganjar Mahfud Ditemukan Tak Bernyawa di Area Stadion Banyuwangi
Banyuwangi
13 menit lalu
Tukang becak berkaos merah bergambar Ganjar Mahfud ditemukan tak bernyawa di area Stadion Diponegoro tepatnya di Jalan Kalasan di Jalan Kalasan Kelurahan Penganjuran.
Sejumlah warga mengiringi tukang cilok di Jember yang berangkat haji naik sepeda motor. Sebelum berangkat, warga sudah berkumpul di halaman rumah Daman Huri (50) warga in
Saat di Korea Selatan, Ternyata Ini yang Megawati Hangestri Pertiwi, Rindukan di Indonesia
Wisata
16 menit lalu
Nama Megawati Hangestri Pertiwi belakangan ini menjadi sorotan di dunia maya. Atlet bola voli asal Indonesia ini mendapat perhatian karena penampilannya yang konsisten di
Selengkapnya
Isu Terkini