Kuartal I-2009

Laba Bersih Indofood Tergerus 70%

VIVAnews - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan penurunan laba bersih sebesar 70,4 persen selama kuartal I-2009. Laba perseroan turun menjadi Rp 110,4 miliar dari sebelumnya Rp 373,5 miliar.

"Penurunan tersebut dipicu kerugian kurs dan kenaikan beban keuangan," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Indofood, Anthoni Salim, dalam siaran pers perseroan di Jakarta, Kamis 30 April 2009.

Menurut dia, dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan rugi kurs, core profit tetap kuat, yaitu Rp 368,5 miliar. Perolehan tersebut sedikit turun dari Rp 386,4 miliar pada kuartal I-2008.

"Melemahnya rupiah mempengaruhi laba bersih perseroan," ujar dia. "Namun, kinerja operasional secara keseluruhan tetap kuat, meski banyak tantangan."

Selama tiga bulan pertama 2009, penjualan konsolidasi tercatat Rp 8,91 triliun, atau tumbuh 0,7 persen dibanding Rp 8,85 triliun pada kuartal I-2008.

Produk konsumen bermerek meliputi divisi mi instan, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta divisi dairy, memberikan kontribusi terhadap penjualan bersih konsolidasi sebesar 44,5 persen. Kontribusi itu meningkat dari sebelumnya 31,7 persen pada periode sama 2008.

Hal itu di antaranya dipengaruhi oleh konsolidasi Indolakto yang diakuisisi pada akhir Desember 2008.

Sementara itu, kontribusi grup Bogasari terhadap penjualan bersih konsolidasi meningkat menjadi 31,1 persen dari sebelumnya 29,1 persen. Peningkatan itu disebabkan pertumbuhan volume penjualan, meski harga jual rata-rata menurun.

Namun, kontribusi grup Agribisnis turun menjadi 19 persen dari sebelumnya 27,7 persen, karena penurunan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Jaksa Sebut SYL Bayar Tagihan Kartu Kredit Ratusan Juta Pakai Uang Hasil Korupsi di Kementan

Sementara itu, grup Distribusi juga turun menjadi 5,4 persen dari 11,5 persen, karena nilai penjualan Indolakto sudah dimasukkan dalam grup produk konsumen bermerek.

Selama periode itu, laba kotor juga turun 6,1 persen menjadi Rp 2,26 triliun dari Rp 2,41 triliun, karena penurunan harga CPO. Akibatnya, laba usaha mengalami penurunan menjadi Rp 1,13 triliun dari sebelumnya Rp 1,22 triliun.

Marjin laba kotor juga turun menjadi 25,4 persen dari 27,2 persen, serta marjin laba usaha turun dari 13,8 persen menjadi 12,7 persen.

Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Biaya Ultah Cucu SYL Minta Di-reimburse Kementan, Pegawai Menolak Terancam Dimutasi

Mantan Kasubag Rumah Tangga Biro Umum dan Pengadaan Kementan, Isnar Widodo turut mengungkapkan ada permintaan reimburse untuk biaya ultah cucu SYL ke Kementan

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024