VIVAnews - Industri sepatu masih menyimpan permasalah tersendiri, yakni masih cukup tingginya kandungan impor komponen bahan bakunya.
"Kebutuhan kulit untuk bahan baku sepatu mencapai 100 - 150 juta meter persegi setiap tahunnya," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris usai pembukaan Munas APRISINDO ke - VII dan pameran sepatu di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Kamis 30 April 2009.
Kebutuhan bahan baku untuk industri lokal, dia mengatakan, mencapai 250 juta meter persegi, sedangkan bahan baku kulit yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri hanya sekitar 100 hingga 150 juta meter persegi.
"Komponen ini yang paling penting buat sepatu," ujar dia. Selain kulit, dia menambahkan, beberapa jenis sol masih diimpor.
Tingginya ketergantungan tersebut, menurut Fahmi, akan berdampak pada naiknya harga jual sepatu yang menggunakan bahan baku impor. "Melihat rupiah semakin melemah, maka konsekuensinya harga jual akan naik," katanya.
Meski demikian, kata dia, sepatu produksi Indonesia sudah terkenal unggul secara kualitas di pasaran internasional. "Sepatu dari produsen yang mengikuti pameran seperti ini tidak kalah kualitasnya dibandingkan dengan sepatu dari luar," katanya.
Meski demikian, imbauan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meningkatkan kualitas sepatu dengan harga yang kompetitif harus diperhatikan semua pelaku industri sepatu.
"Kebijakan pengetatan impor yang sudah berjalan juga membuat pengguna dan pelaku industri sadar akan kemampuan produk sepatu dalam negeri," ujarnya.
Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil
Pria berinsial JJ, mengaku sebagai anggota TNI pangkat Mayor Jenderal ditangkap saat mendatangi Markas Kodam I Bukit Barisan (BB). Ternyata TNI gadungan
