VIVAnews - Chief of Indonesian Military General Djoko Santoso expressed his apology to the Papua people who had been threatened by the soldier demonstration before the headquarters of Battalion 751 Sentani, Jayapura.
"I regret over the incident and apologise to the people, including journalists whose safety have been injured," said Santoso after a close meeting with several state security high-officials and President Susilo Bambang Yudhoyono at the state palace on Thursday, April 30.
Gen. Santoso explained that the security issue in the area is under control.
According to Gen Santoso, Gen. Agustadi Sasongko Purnomo, the chief of Indonesian Army, has been assigned to the area as the security chief.
The chief also stated that the soldiers who are alleged of violating order will be pressed with appropriate sanction, which will be decided through a trial process. He said that the issue is still being processed.
President Yudhoyono has instructed the military to solve the issue properly.
--
Translated by: Ariyantri E. Tarman
Baca Juga :
Mendag Zulhas Sebut Kenaikan Harga Bawang Merah Akibat Banyak Pedagang Belum Mulai Berjualan
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
DANA akan memberikan saldo DANA gratis bagi anda yang beruntung hari ini, Rabu 24 April 2024. Dengan hanya menyiapkan HP dan paket internet, anda akan mendapatkan uang ya
Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada 2024, KPU Purwakarta: Sudah 152 yang Mendaftar
Purwasuka
17 menit lalu
Pendaftaran untuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang akan bertugas di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, resmi dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purw
Hafidh Fawwaidz anak anggota DPRD Surabaya, Saifudin Zuhri, dilaporkan ke Polrestabes Surabaya karena diduga melakukan penganiayaan kepada Iqbal, warga Tambak Dono.
Kepengurusan Kwarda Gerakan Pramuka Jatim pimpinan Arum Sabil kian semangat setelah menerima SK dari kwarnas. SK diberikan setelah menimbang kontribusi Pramuka Jatim.
Selengkapnya
Isu Terkini