Barito Bidik Saham Adaro Energy

VIVAnews - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dikabarkan akan melakukan ekspansi usaha ke sektor pertambangan tahun ini.

Sumber VIVAnews mengatakan, perseroan berminat merambah sektor tersebut dengan cara membeli kepemilikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan menggandeng Marubeni Corp.

"Infonya, saham Adaro yang akan diambil perseroan adalah milik Goldman Sachs," ujarnya di Jakarta, Kamis malam, 30 April 2009.

Agustino Sudjono, head of investor relations Barito Pacific ketika dikonfirmasi mengatakan sejauh ini perseroan belum memiliki rencana seperti itu. "Tapi, kalau ada perkembangan terbaru pasti kami informasikan," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 1 Mei 2009.

Per 31 Maret 2009, Commerzbank (SEA) TST ACCT CLI memiliki saham berkode BRPT sebesar 7 persen, PT Magna Reouces Corporation sebanyak 52 persen dan sisanya dimiliki publik.

Sedangkan Citibank Hongkong S/A CHBK-CPBSG-Saratoga Investa S diketahui memiliki saham Adaro sebesar 14,51 persen, Garibaldi Thohir 7,8 persen, Goldman Sachs (GS) NY SEG AC 9,94 persen, PT Persada Capital Investama 11,01 persen, PT Triputra Investindo Raya 13,34 persen, PT Trinugraha Thohir 7,8 persen, dan UBS AG Singapore S/A Atticus Investments Pte Ltd sebanyak 5,74. Sedangkan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan Kamis, 30 April 2009, BRPT ditutup menguat Rp 20 (3,03 persen) di level Rp 680. Broker PT Ciptadana Securities dengan kode broker KL tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham Barito Pacific.

Menurut analis PT Reliance Securities Tbk Andrew Sihar, setiap rencana aksi korporasi emiten seperti akuisisi bakal direspon positif pelaku pasar. "Namun, investor juga mesti melihat aksi itu terkait apa tujuannya dan seberapa besar kepemilikan saham yang bakal diambil," ujarnya.

Namun, dia mengakui, jika hal itu terjadi dan pemodal mendapat kejelasan tentang tujuan aksi korporasi tersebut sepertinya bisa mendongkrak harga saham emiten di pasar modal.

Sepanjang 2008, Barito Pacific mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 3,39 triliun. Padahal, pada tahun sebelumnya perusahaan yang kini fokus di industri kimia tersebut membukukan laba bersih Rp 44,53 miliar.

Dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan, perseroan mengalami lonjakan beban pokok penjualan dari Rp 251,92 miliar menjadi Rp 19,37 triliun.

Kondisi tersebut membuat perseroan menderita rugi kotor sebesar Rp 1,05 triliun dibanding perolehan laba kotor Rp 84,92 miliar selama 2007. Padahal, selama 2008, pendapatan bersih perseroan juga melambung menjadi Rp 18,32 triliun dibanding periode sama 2007 sebesar Rp 336,85 miliar.

Sementara itu, rugi usaha perseroan selama 2008 tercatat Rp 1,84 triliun dibanding rugi serupa pada 2007 yang mencapai Rp 41,88 miliar.

Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan
Ayah dari King Nassar, Ahmad Hasan Sungkar

Innalillahi, King Nassar Berduka Ayahanda Meninggal Dunia

Kabar duka datang dari pedangdut Nassar Sungkar atau King Nassar. Ayahanda Nassar, Ahmad Hasan Sungkar meninggal dunia pada hari ini, Jumat, 29 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024