Prediksi

Kekhawatiran Pelaku Pasar Berlanjut

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi Selasa, 28 Oktober 2008, diperkirakan masih diikuti kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis keuangan global. Sehingga, tekanan jual atau pelepasan saham akan terjadi kembali.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

“Indeks sepertinya terkoreksi lagi dengan batas bawah 1.100/1.000 dan batas atas 1.225/1.300,” kata analis PT Citi Pacific Securities Hendri Effendi kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 27 Oktober 2008.

Pada transaksi Senin, indeks ditutup terkoreksi di level 1.166,41 atau turun 78,46 poin (6,30 persen) dari perdagangan Jumat, 24 Oktober 2008, yang melemah melemah 92,34 poin atau 6,9 persen ke posisi 1.244,86.

Bakal Ada Adegan Ranjang Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won di Queen of Tears?

Menurut Hendri, pelaku pasar asing maupun lokal di bursa saham domestik tetap mencermati sentimen positif maupun negatif yang terjadi di mancanegara, seiring terjadinya krisis keuangan global. Seperti, pertumbuhan domestik bruto (growth domestic product/GDP) dan laporan keuangan kuartal III-2008 emiten Amerika Serikat.

Sedangkan agenda pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu, 29 Oktober 2008, kata dia, yang diprediksi akan menurunkan suku bunganya (fed fund rate/FFR) sebesar 0,5 persen menjadi 1 persen sudah diantisipasi pasar. Sehingga, hal itu kurang direspon positif investor pasar regional.

Prediksi Pertandingan Liga 1: Persib Bandung vs Persebaya Surabaya

Terbukti, bursa kawasan Asia pada akhir perdagangan Senin ditutup melemah. Hang Seng Index tutup terkoreksi mencapai 1.602,54 poin atau 12,70 persen di posisi 11.015,84. Nikkei 225 melemah 486,18 poin (6,36 persen) ke level 7.162,90 dan Straits Times Index yang turun  145,39 poin atau  8,33 persen menjadi  1.600,28.

Hendri mengakui, para pelaku pasar mengkhawatirkan dampak krisisi perekonomian global ini meluas dan berlangsung lama, serta merembet ke Asia yang berorientasi ekspor seperti Indonesia. “Sedangkan pengumuman pembelian saham kembali (buyback) dirasa sudah tidak mampu menahan tekanan indeks. Apalagi, rupiah terus terperosok ke kisaran 10.700-11.000/US$,” jelasnya.

Analis PT Reliance Securities Andrew Sihar juga berpendapat, indeks Selasa masih terkoreksi. Dengan pemicu, belanjutnya penurunan harga komoditas dan tekanan pada bursa global maupun regional. Penurunan komoditas akibat  turunnya permintaan akibat pelemahan perekonomian global. Sedangkan bursa luar seperti Dow Jones, karena perkiraan pendapatan perusahaan (kinerja emiten) di 2008 akan menurun.

Selain itu, tambah dia, fluktuasi rupiah terhadap dolar AS juga menambah sentimen negatif pada bursa domestik.  Sehingga, investor asing diprediksi memilih untuk keluar dari pasar saham di BEI. “Jadi, indeks masih melemah di kisaran 1.110-1.190,” ujar Andrew.


Rekomendasi Saham
Hendri Effendi merekomendasikan, akumulasi beli saham di sektor strategis dan mampu bertahan saat terimbas sentimen negatif bursa global dan regional. Saham-saham itu PT Telekomunikasi Indonesi Tbk (TLKM), PT Perusahaaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR). Namun, kata dia, saham-saham unggulan yang harganya cukup murah seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) tetap layak beli.

Sedangkan Andrew Sihar menyarankan, hindari dulu saham-saham sektor komoditas, terutama perkebunan (penghasil minyak sawit mentah/crude palm oil) dan energi di tengah tekanan pasar yang masih tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya