Provinsi Jawa Barat

Alamat: BAPESITELDA (Badan Pengembangan Sistem Informasi & Telematika Daerah)
Jl. Taman Sari No.55 Bandung
Telepon: 022 - 250 2898
Email: webmaster@jabar.go.id
Website: www.jabar.go.id

Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi


Provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan Laut Jawa bagian barat, Provinsi Banten serta provinsi DKI Jakarta di sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur, antara Samudra Indonesia di sebelah selatan dan Selat Sunda di sebelah barat. Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh Gubernur Ahmad Heryawan dan ibukota provinsi berada Bandung.

Jumlah penduduk sebesar 40,92 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 1.108 kilometer persegi (2008). Jumlah angkatan kerja 18,74 juta jiwa (Agustus) atau 63,09 persen dari total penduduk usia kerja. Dari total angkatan kerja ini, persentase masyarakat yang bekerja sebesar 87,92 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 12,08 persen.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 5,46 juta jiwa (13,55 persen) dimana 51,36 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp 628.191,15. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 616 ribu jiwa,  miskin  sebanyak 1,1 juta jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 1,2 juta jiwa.


SUMBER DAYA ALAM

Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Luas lahan persawahan sebesar 926 ribu ha yang terdiri dari sawah dengan irigasi teknis, setengah teknis dan non teknis, dengan produksi sebesar 9,42 juta ton padi. Sektor perkebunan menghasilkan 8,34 juta ton yang meliputi palawija, ketela pohon, jagung, buah-buahan, sayur mayur, dan tanaman obat/biofarmaka. Hasil perkebunan yang lain adalah teh, cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, kopi, tebu, dan akar wangi dengan produkvitas kelapa sawit dan tebu mencapai 12 ton per ha. Hasil sektor perikanan meliputi ikan mas, nila, bandeng, lele, udang windu, kerang hijau, gurami, patin, rumpt laut, dan udang vaname dengan jumlah produksi 560 ribu ton.

Kehutanan
Luas hutan sebesar 837 ribu ha yang terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, hutan konservasi, hutan mangrove dan hutan lindung (yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Hasil yang diperoleh dari hutan di Provinsi Jawa Barat mencapai 1,09 juta m3 kayu. Selain kayu, hutan juga menghasilkan sutera alat jamur, pinus, getah damar, kayu putih, rotan, bambu dan sarang burung walet.

Pertambangan

Provinsi Jawa Barat mengeksplorasi tambang zeolit, bentonit, pasir besi, semen pozolan, batu gamping, batu mulia, dasit, pasir kuarsa, felspar, minyak dan gas.

Gandeng IDH.ID, KoinWorks Sediakan Layanan Pay Later bagi UMKM dan Ritel

Tabel 1
Potensi Pertambangan, Lokasi dan Cadangan

No

Potensi Pertambangan

Lokasi

Cadangan

1

Minyak

Kabupaten  Bekasi, Karawang, Subang,  Indramayu, dan Majalengka

4,24 miliar STB

2

Gas

Kabupaten  Bekasi, Karawang, Subang,  Indramayu, dan Majalengka

7,29 triliun SCF 

3

Batu Gamping

Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, Kuningan, Cirebon, Bandung, Cianjur, Bekasi, Karawang, Sukabumi, dan Bogor.

cadangan hipotek 827,89 juta ton dan cadangan terukur 280,34 juta ton

4

Bentonit

Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Tasikmalaya

-

5

Batu Mulia

Kabupaten Garut, Kabupaten Sukabumi

-

6

Dasit

Kabupaten Cirebon dan  Bandung

-

7

Felsfar

Kabupaten Cianjur, Bogor dan Sukabumi.

660 ribu ton

8

Pasir Besi

Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Ciamis dan Tasikmalaya

70 juta ton

9

Pasir Kuarsa

Kabupaten Sukabumi, Bekasi, dan Ciamis

> 2 milyar ton

10

Zeolit

Kabupaten Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya, dan  Ciamis

209,57 juta ton

Jalan Salib Kolosal di Ruteng Ikut Dijaga Remaja Muslim, Ribuan Orang Menyaksikan


KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009

Perekonomian Jawa Barat menunjukkan tren peningkatan laju pertumbuhan, yakni dari 3,2% (yoy) pada triwulan II-2009 menjadi 3,6% pada triwulan III-2009. Perekonomian menunjukkan tren laju pertumbuhan, yakni 3,2% (yoy) pada triwulan II-2009 menjadi 3,6% pada triwulan III-2009. Peningkatan ini disebabkan oleh kinerja ekspor. Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah sektor industri pengolahan khususnya industri yang berorientasi ekspor. Faktor lain yang mempengaruhi adalah peningkatan konsumsi rumah tangga yang mampu menggerakkan sektor PHR.  Sementara,  sektor pertanian diperkirakan mengalami pertumbuhan yang melambat.

Sementara itu, inflasi Jawa Barat masih melanjutkan tren penurunan, yakni dari 3,13% (yoy) pada triwulan II-2009 menjadi 1,87% pada triwulan III-2009.
Inflasi mengalami tren yang menurun yaitu sebesar 1,87% dibandingkan pada triwulan II-2009 (3,13%).  Tren penurunan ini disebabkan oleh pelemahan tekanan eksternal melalui apresiasi nilai tukar, penurunan inflasi negara mitra dagang utama, dan harga komoditas strategis di pasar internasional, ekspektasi inflasi masyarakat yang membaik, pasokan bahan makanan yang relative terjaga, serta hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, inflasi secara triwulanan meningkat setelah sebelumnya mengalami deflasi 0,15% (qtq) menjadi 1,87% (qtq). Peningkatan laju inflasi tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan dan aksi ambil untung pedagang menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri serta kenaikan biaya pendidikan pada tahun ajaran baru sekolah. Namun demikian, faktor eksternal dapat menahan kenaikan laju inflasi lebih lanjut.

Sementara itu,  sumber pertumbuhan ekonomi yang lain adalah belanja pemerintah pusat dan daerah. ini ditunjukkan oleh kinerja realisasi keuangan daerah membaik pada triwulan laporan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena percepatan realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pemberian bantuan bencana gempa, serta proyek pembangunan jalan dan jembatan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan rekening pemerintah daerah yang melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

INDIKATOR

2008

2009

Tw.II*Tw.III*Tw.IV*Tw.I*Tw.II*Tw.III**
PDRB harga konstan (Rp miliar)71.01274.38474.02072.98073.50077.031
Pertumbuhan PDRB (%, yoy)

4,2

6,8

4,5

4,4

3,2

3,6

Laju inflasi tahunan (%,yoy)

11,83

12,3

11,11

7,45

3,13

1,87

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya