VIVAnews-Kepala Humas Pemasaran Unit Lima Pertamina Provinsi Jawa Timur Evi Rofraido menegaskan, persedian BBM menghadapi lonjakan pemudik pada H-8 relatif aman. Bahkan unit pemasaran Pertamina telah menyediakan stok untuk beberapa wilayah di Jawa Timur.
"Kami sudah melakukan pemetaan area untuk beberapa wilayah yang masuk dalam kriteria titik rawan cadangan BBM, ditiga wilayah diantaranya utara, selatan dan timur," ujar Evi Roraido saat ditemui VIVAnews dikantornya Jalan Raya Jogir Wonokromo, Senin 22 September 2008.
Menurut dia, ketiga wilayah itu meliputi perbatasan kabupaten tuban dan Lamongan (utara), Kediri, Nganjuk dan Madiun (selatan) serta Jember dan Banyuwangi (timur). Untuk stok melimpah terjadi di Lamongan, Probolinggo, Lumajang, Mojokerto, Ngawi dan Tulungagung. "Mengenai wilayah itu tidak ada kekawatiran, karena banyak SPBU di daerah tersebut," jelas Evi.
Adapun jatah untuk masing-masing SPBU akan mendapatkan 159 liter yang meliputi solar, minyak tanah, bensin dan pertamak. Sedangkan untuk program 'pasti pas' digunakan untuk mencegah terjadinya kelangkaan. "Harapan kita melalui program tersebut kelangkaan tidak akan terjadi karena kita juga membagi atas 157 SPBU di seluruh wilayah regional yang mencakup wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB," papar dia.
Mengenai mekanisme pengawasan dan penyalurannya, mereka menggunakan via sms, untuk pengontrolan dan laporan. Kondisi dilapangan akan dilaporkan setiap hari terutama pada puncak mudik yang di prediksi akan terjadi H-3 berdasarkan acuan puncak mudik tahun sebelumnya.
Meski puncak kebutuhan BBM pada H-9 arus mudik belum menunjukkan peningkatan akan jumlah permintaaan, tetapi pihak unit pemasaran tersebut melakukan kewaspadaan itu mulai 12 Oktober kemarin. Selain itu, selama hari raya berlangsung, pihaknya akan menyiapkan tenda khusus untuk pemudik dan servis cepat bagi pengendara sepeda motor. laporan koresponden VIVAnews Sony Wignya Wibawa dari Surabaya.
Rupiah Amblas ke Rp 16.200 per dolar AS, Gubernur BI Lakukan Intervensi
Nilai tukar rupiah akhir-akhir ini melanjutkan tren pelemahan yang kini telah menembus level Rp 16.200 per dolar AS.
