Kalla: Media Jangan Memuat Berita Provokatif

VIVAnews - Pemerintah mengimbau seluruh media massa di Tanah Air jangan selalu menebarkan berita kebencian. Pemerintah juga mengkritik pemberitaan media yang kerap menunjukkan kabar pesimistis kepada masyarakat.

"Kalau misalnya tiap hari memuat berita kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) dibakar, kantor polisi dibakar, bisa membuat masyarakat berpikir itu penyelesaian" tegas Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Refleksi 9 Tahun Kemerdekaan Pers di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2008.

Maka itu, lanjut Kalla, media jangan terlalu memuat berita yang dapat mengakibatkan kebencian apalagi kekerasan. Kalla menyarankan, sebaiknya media dapat harus menjaga moral bangsa dan harus objektif.

"Berita tidak salah, hanya memberi kebiasaan. Harus mulai berpkir bagaimana melihat secara profesional. Berita tidak salah, tetapi hendak membawa bangsa kemana?" kritik Kalla.

Kendati demikian, Kalla tidak ingin menyamaratakan kualitas semua media. Banyak juga media yang bagus. Tetapi, tegas Kalla, kalau pemberitaan yang salah terus dilanjutkan maka semua hal di Indonesia bisa menurun. "Kita semua mengharapkan media yang bisa membuat optimisme, bukan pesimisme bangsa," pesan Kalla.

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi
Anak selebgram Aghnia Punjabi dianiaya

Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diduga Dianiaya Pengasuh, Badan Diduduki hingga Kepala Dibanting

Anak selebgram Aghnia Punjabi diduga dianiaya pengasuh. Wajah anaknya babak belur. Mata kiri lebam, bekas luka di daun telinga, dan bibir juga terluka.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024