ELTY Kaji Obligasi Konversi Rp 1 Triliun

VIVAnews - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mengkaji penerbitan obligasi konversi (convertible bond) sebesar Rp 1 triliun. Obligasi tersebut merupakan upaya perusahaan untuk memeroleh suntikan dana dari anak usaha Avenue Capital Group, Avenue Luxembourg Sarl.

Identitas 7 Korban Tewas Kebakaran Toko Frame di Mampang Jaksel

Kini, Avenue menguasai 30,76%. Kepemilikan saham tersebut berpotensi meningkat setelah perusahaan mengonversi obligasinya menjadi saham.

"Mekanismenya masih terus kami kaji," kata Presiden Direktur Bakrieland Development Hiramsyah S Thaib saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2008.
 
Namun, Hiramsyah enggan menjelaskan masa jatuh tempo dan penjamin emisi (underwriter) penerbitan obligasi tersebut. Pasalnya, pengkajian obligasi diharapkan rampung dua atau tiga minggu lagi.

Hiram menjelaskan, perusahaan akan menganggarkan dana hasil obligasi untuk pengembangan proyek perseroan yang sedang berjalan, seperti superblok Rasuna Epicentrum dan proyek properti di jalan Kanci-Pejagan.
 
Hiramsyah mengatakan, suntikan dana Avenue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan, khususnya untuk dana cadangan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan likuditas di perbankan nasional. "Itu buat jaga-jaga kalau tahun depan perbankan selektif memberikan pinjaman proyek properti dan infrastruktur," jelasnya.

Pada 15 Oktober 2008, Avenue menandatangani perjanjian pembelian saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di ELTY sebanyak 3,05 miliar saham atau sekitar 15,3 persen dari jumlah saham dalam modal ditempatkan dan disetor penuh. Avenue membeli saham Bakrieland pada harga Rp150 per saham, sehingga total nilai transaksinya mencapai mencapai Rp 457,5 miliar atau US$46 juta.

Pascaopsi obligasi konversi, lanjut Hiramsyah, Avenue akan memeroleh sejumlah saham Bakrieland pada saat obligasi itu jatuh tempo. Saham itu berasal dari pembelian kembali (buyback) perusahaan.

Sebelumnya, perusahaan properti ini menyiapkan dana buyback sebesar Rp 510 miliar yang berasal dari kas internal. Saat ini, perseroan masih menghitung jumlah saham yang akan dibeli kembali. Namun, Hiramsyah mengatakan perseroan akan mengambil kesempatan ini untuk melakukan buyback hingga batas maksimal sebesar 20 persen. "Jumlahnya belum ditentukan, tinggal menunggu persetujuannya," ujarnya.

Selain buyback, dia mengakui, Avenue juga  akan mendapatkan saham dari rencana penerbitan saham baru (rights issue) Bakrieland. "Rights issue masih lama, sekitar satu atau dua tahun lagi," tambah Hiramsyah.
 
Dia mengungkapkan, per 30 Juni 2008 posisi kas internal perseroan sebesar Rp 750 miliar. Baru-baru ini perseroan juga menerima pemasukan sebesar Rp 1,1 triliun dari Limitless LLC. Jika rencana obligasi selesai, posisi kas internal Bakrieland berpeluang menguat menjadi Rp 2,85 triliun.

Vice President Marketing and Business Development PT Bakrie Swasakti Utama, anak usaha ELTY Ferry S Supandji mengatakan, tahap pertama Rasuna Epicentrum sudah hampir rampung. "Untuk proyek gedung perkantoran, Bakrie Tower pada Desember 2008 akan dilakukan serah terima kepada konsumen sehingga ditargetkan pada April 2009 sudah terisi," jelasnya.

AS Ngaku Sudah Tahu Israel Akan Serang Iran, Tapi Tidak Setuju

Adapun proyek lain, kata dia, seperti Lifestyle Center dan Epicentrum Walk sebagian sudah beroperasi. "Selanjutnya kita akan kembangkan proyek The Wave," ujar Ferry.

Smartfren.

Smartfren Bakal Rights Issue Rp 8,5 Triliun, Ini Jadwalnya

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dikabarkan bakal melakukan penambahan modal dengan skema rights issue dengan total nilai mencapai Rp 8,5 triliun.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024