Wanita Asia Lebih Rentan Terkena Diabetes

VIVAnews - Gejala-gejala umum diabetes melitus, hingga saat ini  masih kerap diabaikan. Mungkin karena kita menganggap sebagai suatu hal biasa.

Momen Presiden Joko Widodo jadi Saksi Nikah Anak Wamenaker Afriansyah Noor

Padahal, menurut laporan International Diabetes Foundation (IDF), prevalensi diabetes pada orang dewasa di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, diperkirakan akan meningkat sebanyak 170% antara tahun 1995-2025.

Bukan bermaksud menakut-nakuti, lho, tapi tidak ada salahnya kita berjaga-jaga. Berikut ini adalah fakta tentang diabetes yang perlu disimak:

1. Wanita Asia lebih rentan
Penelitian terakhir yang dilakukan PERKENI, menunjukkan bahwa, dengan tinggi dan berat badan sama, wanita Asia lebih berisiko mengidap diabetes dibandingkan wanita yang tinggal benua lainnya.

Fairuz A Rafiq Beberkan Kondisi Terkini Usai Dilarikan ke RS Bersama Buah Hati

Menurut dugaan, penyebabnya karena mereka telah meninggalkan pola makan dan gaya hidup tradisional, dan menggantinya dengan gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya: pola makan yang serampangan dan porsi olahraga yang semakin minim. Perubahan gaya hidup seperti ini bisa memicu semacam dampak biologis yang dapat mengganggu proses pengolahan gula darah, yang pada akhirnya berakibat diabetes. 

2. Pola makan salah
Untuk menangkal diabetes, pencegahan terbaik adalah dengan cara  mengatur pola makan. Kurangi asupan karbohidrat (berbagai jenis gula, tepung, nasi, kentang, ubi, singkong, dan lain sebagainya) dan makanan berlemak (daging berlemak, kuning telur, keju, gorengan, susu tinggi lemak). Perbanyak konsumsi sayur dan buah sebagai sumber serat, vitamin, dan mineral.

Tapi hati-hati, kekurangan asupan gizi pada tubuh pun bisa meningkatkan risiko diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas. Akibatnya, akan timbul gangguan terhadap produksi insulin maupun gangguan terhadap sensor insulin pada tubuh.

3. Stres
Bila Anda kerap diliputi stres, tingkat gula darah Anda bisa naik secara drastis.  Tingkat gula darah tergantung pada kegiatan hormon yang dikeluarkan kelenjar adrenal, yaitu adrenalin dan kortikosteroid. Kedua hormon ini mengatur kebutuhan energi tubuh dalam menghadapi keadaan stres. Adrenalin yang dipacu terus-menerus akan mengakibatkan insulin kewalahan mengatur kadar gula darah yang ideal. Akibatnya, kadar gula darah akan naik secara drastis.

4. Kehamilan bisa memicu diabetes
Selama kehamilan, saat mengalami lonjakan berat badan cukup signifikan, kemungkinan bisa terjadi perubahan hormonal. Sehingga bisa menyebabkan terjadinya gangguan terhadap sensitivitas sensor insulin dalam tubuh. Diabetes gestional, yang terjadi karena kehamilan, dapat merugikan bayi maupun ibunya. Walau kadar glukosa darah umumnya akan kembali normal setelah persalinan, sang penderita berisiko mengidap diabetes tipe 2.

5. Lebih cepat tes, lebih baik
Bila Anda termasuk yang berisiko mengidap diabetes (punya keturunan atau karena gaya hidup yang tidak sehat), dan mulai merasakan gejala-gejala yang menyerupai gejala diabetes, ada baiknya Anda melakukan tes kadar gula darah ke laboratorium.

Kadar glukosa normal adalah 70-120 mg/dl. Anda dianggap mengidap diabetes jika hasil tes berada di atas nilai normal. Untuk menguatkan diagnosis, selain tes darah, biasanya dilakukan pula pemeriksaan terhadap kadar gula dalam air seni.

6. Tak bisa disembuhkan
Sekali Anda terdeteksi mengidap diabetes, seumur hidup Anda akan hidup dengan penyakit tersebut. Meskipun gejala-gejalanya dapat dilenyapkan dengan pengobatan, penyakit diabetes itu sendiri tidak bisa disembuhkan, karena kondisi gula darah yang tinggi itu tidak dapat benar-benar dinormalkan lagi. Karena itu, penderita diabetes harus selalu menerapkan diet yang seimbang untuk mempertahankan kestabilan level gula darah.
   

Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Canggih
Pemerintah Republik Oriental Uruguay menjajaki kerja sama Jaminan Produk Halal (JPH) dengan Pemerintah Republik Indonesia.

Uruguay dan Indonesia Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal

Pemerintah Republik Oriental Uruguay menjajaki kerja sama Jaminan Produk Halal (JPH) dengan Pemerintah Republik Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024