Cina-Taiwan Jalin Kerja Sama Bersejarah

VIVAnews - Demi lancarnya perdagangan kedua pihak, Cina dan Taiwan akhirnya membuat kesepakatan bersejarah yang kian mengesampingkan permusuhan politik satu sama lain. Hari ini, Selasa 4 November 2008,  di Taipei, Taiwan, mereka sepakat untuk menjalin kerja sama bidang perdagangan.

Untuk pertama kali sejak tahun 1949, mereka akan membuka jalur pelayaran melewati Selat Taiwan. Kesepakatan juga mencakup jumlah penumpang pesawat untuk penerbangan meningkat dari 36 orang menjadi 108 penumpang tiap pekan.

Penerbangan kargo untuk pertama kalinya juga diizinkan, dengan 60 kali penyeberangan tiap bulan melewati selat yang memisahkan Taiwan-Cina. Mereka setuju untuk menyelenggarakan perundingan tingkat tinggi tiap enam bulan sekali dan fokus untuk mendekatkan diri dalam hal finansial dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.

Kesepakatan bersejarah tersebut menegaskan pencapaian-pencapaian dramatis hubungan Taiwan-Cina dalam setengah tahun terakhir. Hubungan mereka terpecah di tengah perang sipil berdarah tahun 1949.

Hubungan kedua musuh bebuyutan tersebut mulai mencair setelah para utusan kedua negara bertemu di Beijing, Juli lalu. Pada saat itu mereka setuju untuk membuka jalur penerbangan dari lima kota di daratan Cina. Sekarang, pesawat-pesawat akan lepas landas dari 21 kota. 

Setelah menandatangani perjanjian, utusan Cina, Chen Yunlin tersenyum dan berjabat tangan dengan utusan dari Taiwan, Chiang Pin-kung. Mereka meneguk sampanye dan memegang spanduk bertulis kaligrafi Mandarin yang berarti "dialog perdamaian menghasilkan solusi yang saling memuaskan."

Hubungan Cina-Taiwan mulai menghangat setelah Ma Ying-jeou terpilih menjadi presiden Taiwan bulan Maret lalu. Ia memberikan jaminan untuk meredakan ketegangan militer dan menjalin hubungan ekonomi lebih dekat dengan Cina.

Pendahulu Ma, Chen Shui-bian difitnah dan tidak dipedulikan Beijing karena Chen ngotot berupaya meresmikan lepasnya Taiwan dari Cina. Padahal Cina telah berulang kali memperingatkan bahwa Taiwan hanya memiliki dua pilihan: Persatuan dengan Cina atau serangan yang menghancurkan.

Sementara itu Partai Nasionalis (Kuomintang) telah lama mendukung rekonsiliasi dengan Cina. Itulah kebijakan yang membantu Ma merebut kepercayaan dari Beijing. (AP)

Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan
EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi

EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi, Perkuat Komitmen untuk Majukan Esport Indonesia

Evos raksasa esports Indonesia, dan Pop Mie, brand mie instan ternama, merayakan 6 tahun kolaborasi strategis mereka dalam memajukan industri esports Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024