Setelah Terpilih Jadi Presiden AS

Kegiatan Pertama Obama, Ikuti Rapat Intelijen

VIVAnews - Setelah merayakan kemenangannya dalam pemilihan umum, Barack Obama pada Kamis pagi 6 November 2008 waktu Washington DC (Kamis malam WIB) akan  mengawali persiapannya sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) dengan menerima laporan dari para pejabat tinggi intelijen mengenai tantangan-tantangan yang bakal dihadapi pemerintahan baru. Arahan dari intelijen yang diberikan kepada calon presiden baru biasanya berlangsung antara 45 menit hingga satu jam.

Namun arahan intelijen kepada Obama bakal berlangsung lebih lama. Obama akan menerima laporan yang belum pernah dia dapatkan selama menjadi senator dan kandidat presiden. Wakil Presiden terpilih, Joe Biden, juga akan mendapat arahan intelijen pekan ini. Biasanya, laporan tersebut sebagian besar dalam bentuk tertulis oleh Dinas Intelijen Pusat (CIA) dan termasuk laporan-laporan terkini yang dibuat secara serinci mungkin.  

Tentu saja laporan intelijen pertama untuk Obama tidak sampai bocor ke media massa sebelum sampai kepada yang bersangkutan. Namun berdasarkan kajian dari stasiun televisi CNN, Direktur Intelijen Nasional, Mike McConnell, beberapa waktu lalu sudah mengutarakan tantangan-tantangan besar yang bakal dihadapi presiden baru AS. Menurut seorang sumber, McConnell diperkirakan akan memimpin rapat pertama para pejabat intelijen dengan Obama 

Saat berbicara di suatu konfrensi yang dihadiri para pejabat intelijen dan rekanan mereka, McConnell mengatakan bahwa isu demografi dan persaingan mendapatkan sumber-sumber daya alam serta masalah perubahan iklim berpotensi menyebabkan konflik besar.      

Bagi McConnell, pertumbuhan ekonomi dan populasi otomatis akan membuat persediaan sumber daya alam semakin menipis. "Tingkat permintaan diperkirakan akan dengan mudah melampaui tingkat persediaan dalam satu dekade mendatang," kata McConnell dalam konfrensi tahunan tersebut.   

Kalangan intelijen juga memperkirakan bahwa persediaan minyak dan terus kian lama kian menipis dan produksi akan terkonsentrasi di wilayah-wilayah yang rawan konflik. Masalahnya, teknologi pengolahan energi alternatif - seperti biofuel, batu bara olahan, dan hidrogen - masih butuh waktu setidaknya 25 tahun untuk bisa didistribusikan secara komersil.  

Selain itu, kurangnya akses mendapatkan air bersih yang layak akan terasa secara luas dalam jangka waktu 20 tahun ke depan. Akibatnya, sebanyak 1,4 miliar jiwa di 36 negara terancam mengalami masalah kekurangan air bersih dan produksi makanan akan menjadi sangat terganggu.

Tantangan lain, menurut McConnell, adalah perubahan iklim yang semakin mengancam. "Perubahan iklim diperkirakan memperparah krisis kelangkaan sumber daya alam," kata McConnell. "Berdasarkan perubahan dalam tatanan internasional dan meningkatnya ketegangan atas isu sumber daya alam dan proliferasi senjata, kami perkirakan konflik akan semakin meningkat," kata McConnell.  

Terorisme juga tetap harus menjadi perhatian besar bagi pemerintahan baru. Menurut McConnell, turunan dari kelompok-kelompok teroris akan "mewarisi struktur organisasional, proses komando dan kendali serta prosedur pelatihan yang diperlukan untuk melakukan serangan-serangan yang canggih." 

Iran juga tetap perlu diwaspadai karena berpotensial memicu konflik baru. Sedangkan ancaman serangan nuklir diprediksi berada pada tingkat sangat rendah untuk jangka waktu 20 hingga 30 tahun mendatang. 



Sudahi Kegaduhan terkait Pilpres 2024, Elite Politik Diminta Tiru Sikap Prabowo
Rans Nusantara FC vs Persija Jakarta

Klasemen Liga 1: Klub Raffi Ahmad Kecebur Zona Degradasi

Klasemen Liga 1 memasuki pekan ke-33 semakin sengit. Tersisa satu slot lagi di zona degradasi. Rans Nusantara FC, klub milik Raffi Ahmad kini ada di sana.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024