Pengusaha: BI Nekat Tahan Suku Bunga

VIVAnews - Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) dianggap tindakan nekat oleh pengusaha. Karena langkah itu merupakan 'jalan' menuju kehancuran bagi dunia usaha.

Keputusan itu menunjukkan bank sentral tidak berupaya mencegah lonjakan kredit bermasalah (NPL) di kalangan pelaku usaha dan masyarakat yang memiliki kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit kepemilikan kendaraan.

"Ini nekat. Mungkin BI beralasan dengan terpilihnya Obama (Barrack Obama) sebagai Presiden Amerika, ekonomi akan menjadi lebih baik dan investor mencari negara yang mematok bunga tinggi," kata Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Soesatyo kepada VIVAnews, Kamis 6 November 2008.

Harapan seperti itu, imbuh dia, boleh-boleh saja. Tetapi BI tidak boleh melupakan begitu saja sektor riil dan pengusaha. "Dengan mempertahankan BI rate, pengusaha bisa kolaps semua," kata dia.

Padahal dalam 10 kebijakan penyelamatan ekonomi yang dirilis pemerintah, BI diminta membantuk terciptanya likuiditas yang baik. Tapi dengan dipertahankannya suku bunga di posisi 9,5 persen, likuiditas akan tetap ketat. "Berarti BI tidak patuh dengan kebijakan itu," kata Bambang.

BI memutuskan mempertahankan suku bunga setelah melakukan evaluasi atas perkembangan ekonomi dunia dan domestik. Langkah BI tidak sejalan dengan sejumlah bank sentral di dunia yang berlomba-lomba menurunkan suku bunga acuannya.

BI telah menaikan suku bunga acuan sejak lima bulan terakhir (Mei sampai Oktober 2008) setelah sepanjang Januari-April 2008 stagnan di posisi 8 persen. Kenaikan ini dipicu krisis ekonomi global dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat inflasi membumbung tinggi. BI berkepentingan menahan laju inflasi, sehingga pada Mei bank sentral memutuskan menaikkan BI rate menjadi 8,25 persen dan diikuti bulan-bulan selanjutnya.

Pada Juni posisi BI rate 8,50 persen, Juli sebesar 8,75 persen, Agustus dinaikkan menjadi 9 persen, September menjadi 9,25 persen dan Oktober 9,5 persen.

Ada yang Aneh dengan Bocah Viral Tabrakkan Chery Omoda E5 di Dalam Mall
Kartu SIM atau SIM card.

eSIM Bagian dari Mengurangi Jejak Karbon

Telkomsel juga telah meluncurkan Embedded Subscriber Identity Module (eSIM) yang diharapkan dapat mengurangi limbah bekas cangkang kartu SIM.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024