VIVAnews - Desakan untuk merombak arsitektur keuangan internasional kian menguat sebagai imbas dari krisis keuangan global. Tekanan itu muncul dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara anggota G-20 di Sao Paulo, Brazil.
Pada Sabtu, 8 November, Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da silva menyatakan desakan untuk reformasi struktur keuangan dunia itu sangat penting dan mendesak. Menurut dia, proposal ini harus digulirkan menjelang pertemuan 20 negara yang mewakili negara maju dan negara berkembang di Washington pada 15 November nanti.
"Negara anggota Group-20 harus merumuskan formula baru bagi arsitektur keuangan dunia," ujar da Silva dalam pertemuan dengan negara anggota G-20 di Sao Paulo. Menurut dia, kehancuran sistem keuangan ini mirip keruntuhan rumah kartu. "Tak ada negara yang aman dari krisis keuangan."
"Dalam pertemuan tertutup, para pemimpin keuangan G-20 mendiskusikan cara bagaimana pemerintah membelanjakan anggaran untuk melawan resesi ekonomi dunia," ujar Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick. "Pejabat Cina menyampaikan ekspansi anggaran besar-besaran."
Jutaan orang di negara berkembang menderita akibat krisis keuangan yang berawal dari Amerika, kemudian ke Eropa dan menyebar ke berbagai negara berkembang. Setelah bank-bank Eropa kesulitan likuiditas, investor asing banyak menjual aset-asetnya di negara berkembang sehingga mata uang mereka berjatuhan.
"Investor asing menarik duitnya di bursa saham untuk menutup kerugian mereka di negaranya," ujar da Silva. Dia mengkritik paham "tanpa intervensi pasar" yang selama ini didengung-dengungkan oleh Amerika Serikat yang ternyata keropos.
Faktanya, menurut da Silva, negara-negara G-7 yang beranggotakan tujuh negara industri maju - Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, Prancis, Italia dan Kanada - tidak mampu memecahkan krisis global ini.
Prancis mengajukan proposal agar negara berkembang dilibatkan dalam klub eksklusif negara industri G-7. Menteri Keuangan Brazil, Guido Mantega menyarankan agar grup ini melibatkan belasan negara berkembang. Selain tujuh negara industri, anggota G-20 mencakup negara-negara berkembang seperti Argentina, Australia, Brazil, Cina, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan dan Turki.
Brazil dan negara-negara lain yang sedang tumbuh berkali-kali mempersoalkan minimnya suara mereka di Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. "Kita perlu arsitektur keuangan dunia yang baru, lebih terbuka dan partisipatif."
VIVA.co.id
26 April 2024
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.
Video WNA perempuan asal Jerman viral di medsos bernama Laura Weyel merasa diperlakukan tidak adil oleh hukum Indonesia. Padahal nunggak sewa vila
Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan
Nasional
26 Apr 2024
Thomas Trikasih Lembong, atau yang dikenal sebagai Tom Lembong, memilih tetap setia bersama Anies Baswedan. Walau, di Pilpres 2024, Anies dengan Muhaimin Iskandar, kalah.
Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang
Politik
26 Apr 2024
Partai Keadilan Sejahtera, siap menggelar karpet merah untuk Prabowo Subianto, Presiden terpilih Pilpres 2024. Itu akan dilakukan jika Prabowo hadir di halal bi halal PKS
Selengkapnya
Partner
Detik-detik Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23, Penyelamatan Berkelas Ernando Ari!
Jabar
21 menit lalu
Dalam pertandingan yang penuh dengan emosi dan ketegangan, Timnas Indonesia U-23 meraih kemenangan penting melawan Korea Selatan untuk mencapai babak semifinal.
Galaxy AI Kini Mendukung Bahasa Indonesia di Galaxy S24 Series, Begini Cara Pakainya
Gadget
30 menit lalu
Samsung resmi mengumumkan kehadiran bahasa Indonesia di fitur kecerdasan buatan Galaxy AI pada seri Galaxy S24. Cukup 3 langkah untuk mengaktifkannya.
Timnas Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 setelah mengalahkan Korea Selatan dalam drama adu penalti yang dramatis. Artikel ini uraikan jalannya pertandingan.
Dramatis! Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korea Selatan U-23 Lewat Adu Penalti: 11-10
Gorontalo
34 menit lalu
Timnas Indonesia U-23 berhasil mengalahkan Korea Selatan U-23 pada perempat final Piala Asia U-23. Indonesia menang lewat adu penalti dengan skor 11-10.
Selengkapnya
Isu Terkini