Dilema Maung Bandung

VIVAnews - Prestasi manis digapai Persib Bandung di
penghujung putaran I Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Posisi lima besar aman dalam genggaman.

Hal ini membuktikan bahwa Persib punya materi pemain berkualitas. Gambaran itu mengemuka di sosok Zaenal Arief.

Ia memang tidak mencetak gol saat Persib bentrok dengan mantan timnya, Persita Tangerang, Sabtu, 8 November 2008 lalu, di Stadion Jalak Harupat, Soreang. Tapi, mantan striker tim nasional itu  sudah membuktikan kualitas olah bolanya tidak kalah gres dengan striker lainnya, meski selama ini, Arief lebih sering diparkir pelatih Persib, Jaya Hartono.

“Buat Persib, saya siap melakukan segalanya. Permainan terbaik pasti saya tampilkan di setiap kesempatan. Itusudah jadi kewajiban. Soal gol, urusan belakang. Yang jelas, saya senang bisa kembali merumput dengan Maung Bandung,” ucap Arief yang baru saja melepas masa lajangnya itu kepada wartawan GOSport, Dani Wihara.

Kembalinya performa Arief juga disambut suka cita bobotoh. Mereka bahagia melihat penampilan Arief yang cukup memukau. Daya ledaknya masih ada.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Korea Selatan vs Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Tembakan keras dan tendangan saltonya yang sering diperagakan saat membela klubnya cukup menghibur pemujanya yang sudah lama tidak menyaksikan aksinya di lapangan.

“Arief masih layak jadi pemain utama Bandung. Aksi impresifnya belum hilang. Itu membuktikan dia pemain berkualitas. Lama diparkir pelatihnya tidak membuat magis sepakbolanya menguap begitu saja. Sayang kalau dia disia-siakan begitu saja,” ungkap Burhan, bobotoh Persib di Stadion Jalak Harupat.

Ditaksir Pelita Jaya

Bukan hanya bobotoh yang masih percaya kualitas olah bola Arief. Fandi Achmad, pembesut Pelita Jaya Jabar punya keyakinan serupa. Ia merasa bingung pemain sekaliber Arief lebih banyak dibangkucadangkan.

Padahal, sepengetahuan Fandi, Arief salah satu bomber yang cukup berbahaya di pentas sepakbola nasional.

“Saya butuh pemain seperti Arief. Kalau dia bergabung dengan Pelita pasti mendapat tempat di dalam tim. Saya selalu memberikan kesempatan bermain kepada semua pemain yang direkrut. Tapi, pasti tidak mudah mendaratkan dia ke Pelita atau tim mana pun yang menaksirnya,” ungkap Fandi dalam beberapa kali kesempatan berbincang dengan GOSport.

Sejak Rafael Alves Bastos jadi pilihan utama dan sesekali Jaya mendorong Hilton Moreira –yang awalnya diplot di sektor gelandang-- menjadi striker alternatif, Arief kian terpinggirkan. Nama Arief kian tenggelam setelah Jaya lebih memilih Airlangga Sucipto mendampingi Bastos dalam beberapa kali laga Persib.

Buntutnya, banyak bobotoh yang kecewa. Apalagi, begitu banyak pemain hebat lainnya yang bernasib sama.

Siswanto dan Atep misalnya. Keduanya jarang sekali tampil. Padahal, keduanya adalah pemain buruan utama dalam skuad Maung Bandung musim kompetisi ini.

“Materi pemain Persib sangat mumpuni. Kualitas  olahbola mereka juga bisa diandalkan untuk membantu Persib meraih impiannya di musim kompetisi ini. Sayangnya, memang beberapa pemain hebat terpaksa terpinggirkan. Kasihan juga melihat masa depan prestasinya. Tidak bisa disalahkan jika akhirnya mereka memilih hengkang lantaran  kesempatan bermain tidak didapatkannya,” beber Ayi Beutik, Panglima Viking Persib Club.

Fakta pun berbicara. Banyak pemain eks Persib yang jadi pilihan kedua malah jadi pemain utama atau bintang di klub barunya. Dicky Firasat misalnya. Di Persib jadi pemain cadangan, tapi di Persela cukup
subur mencetak gol.

Kondisi serupa menyapa Aji Nurpijal di Persijap Jepara. Kini ia jadi starter dan andalan klubnya di lini belakang.

Resmi! PKS Usung Imam Budi Hartono Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok
Telingaan Aruu khas Suku Dayak

4 Kebiasaan Unik Suku Dayak, Dari Telingaan Aruu hingga Panggil Arwah Leluhur

Suku Dayak, salah satu suku asli Kalimantan, menyimpan kekayaan budaya yang menarik untuk ditelusuri. Bukan hanya Tak hanya tarian hudoq dan kancet papatai yang terkenal.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024