Bioteknologi Ciptakan Produktivitas Pangan

VIVAnews- Kalangan peneliti mendesak pemerintah segera menerapkan bioteknologi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika. Alasannya, kebutuhan bioteknologi dalam sistem pertanian akan meningkatkan kualitas dan produktivitas produk pertanian.

Pengembangan pertanian dengan sistem produk rekayasa genetika (PRG) membuahkan hasil terhadap produktivitas pertanian dan pendapatan petani di beberapa negara. Selama pengembangan 11 tahun komersialisasi, penurunan pemakaian pestisida dan pengurangan emisi global. 

Direktur PG Economic UK Graham Brookes dalam diskusi soal bioteknologi di Hotel Nikko Jakarta mengatakan, beberapa negara sukses memperbesar keuntungan pertanian di negara masing-masing dengan sistem pertanian bioteknologi. Pendapatan sektor pertanian Argentina misalnya, meningkat US$ 6,6 miliar, China US$5,8 miliar dan India mencapai US$ 1,3 miliar. 

"Sejak dikembangkan secara komersil 1996, pengembangan bioteknologi meningkatkan pendapatan pertanian sebesar US$ 33,6 miliar secara global," ujar dia, Senin 10 November 2008.

Dampak lingkungan yang terjadi yakni pengurangan pemakaian pestisida 15,4 persen, peningkatan pendapatan pertanian yang mencapai US$ 6,9 miliar, peningkatan produksi global sebesar 3,8 persen, dan 53 persen keuntungan yang dinikmati petani di negara berkembang.

Brookes juga memaparkan isu lingkungan dan kesehatan yang sering melekati isu tanaman transgenik. Menurutnya, sejak di komersialisasikan, belum ada laporan yang dapat dibuktikan secara ilmiah mengenai dampak bioteknologi. "Sebagian besar isu kesehatan dan lingkungan belum dibuktikan dalam tataran ilmiah dan masih sebatas isu politik saja," urainya. 

Di kesempatan yang sama, Deputy Director for Resource Management and Communication Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology melihat keberhasilan yang lebih dulu oleh negara-negara lain, Indonesia juga seharusnya bisa menciptakan terobosan keunggulan pertanian untuk pangan dan energi yang menjadi isu global saat ini.

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan


Menurutnya, pemerintah Argentina dan Brasil menerapkan bioteknologi 2002 lalu mengalami peningkatan signifikan dalam produktivitas bahan pangan dan energi. "Indonesia sebenarnya telah memiliki dasar yang kuat untuk implementasinya, sekarang hanya tinggal menerapkan," ujarnya. Dengan pelaksanaan dan teknis yang tepat, ia yakin dalam 4-5 tahun, produksi hasil rekayasa genertik mampu mengurangi kesenjangan produksi dalam negeri. 

Tak hanya itu saja yang dampak dari penerapan bioteknologi dan produk rekayasa genetik. Kedaulatan pangan Indonesia yang saat ini masih mengimpor bahan pangan dari luar dapat tercapai. Selain itu tanaman transgenik dapat mengurangi dampak penyusutan lahan yang terus terjadi dengan meningkatkan produktivitas.

Korea Selatan vs Jepang

Korea Selatan Dapat Kabar Buruk Jelang Lawan Timnas Indonesia U-23

Timnas Korea Selatan U-23 mendapatkan kabar buruk jelang menghadapi Timnas Indonesia U-23 pada laga babak 8 besar Piala Asia U-23.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024