VIVAnews – Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) mulai uji coba enam sirine menara Tsunami Early Warning System (TEWS), siang ini. Tes suara dilakukan setelah menara penanda datangnya tsunami ini dibangun tiga tahun lalu.
Menara itu dibangun mulai dari Legian, Kuta, Kedonganan, dan Tanjung Benoa sampai Nusa Dua. Dari semua menara yang diuji coba, hanya di lokasi Nusa Dua yang tidak dibunyikan. “Khawatir mengganggu kenyaman penghuni hotel di wilayah itu,” kata Kepala Sub Bidang Data dan Informasi BMG Wilayah III, Nyoman Suarsa.
Raungan bunyi sirine sebanyak tiga kali ini sembari adanya seruan dari petugas kalau bunyi ini hanya tes. Lantaran kerasnya suara, beberapa wisatawan maupun masyarakat yang melintas di sekitar Pantai Kuta menutup kepalanya.
Semula raungan sirine ini direncanakan dapat terdengar sampai radius 2-3 km, ternyata hanya terdengar sampai radius beberapa ratus meter saja. Menurut Suarsa, hal itu bisa jadi karena pengaruh arah angin. Di samping itu, volume suara sirine sudah diatur pemerintah pusat.
Wilayah Bali pernah mempunyai catatan tsunami. Tsunami kecil setinggi satu sampai tiga meter pernahh terjadi saat bencana tsunami Banyuwangi 1994 dan Sumbawa 1997.
Menurut catatan BMG, selama Oktober 2008, tercatat kasus gempa dan 14 di antaranya berpotensi tsunami. Tapi, skalanya kecil.
Laporan: Wima Saraswati/Bali