Polisi Sulit Telusuri Pelaku Teror Bom

VIVAnews - Polisi terus melacak pengirim pesan singkat teror bom di Jakarta. Sepanjang Januari-November 2008, sedikitnya 48 ancaman terjadi.

"Yang jelas kalau yang ancam masih kita telusuri. Tapi kan tidak semudah, tidak serta merta bisa langsung tertangkap," ujar Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Adang Firman, Kamis 13 November 2008.

Adang mengatakan, polisi belum dapat mengungkap motif seluruh ancaman yang hampir seluruhnya masuk lewat layanan 1717 Kepolisian Daerah metro Jaya. Dari beberapa pelaku yang tertangkap, motifnya pun berbeda. Ada yang motifnya karena tidak suka eksekusi mati Amrozi cs, ada pula yang sekedar iseng. Bahkan dua pelaku yang tertangkap pekan lalu seorang pelajar dan pedagang helm.

Apapun motifnya, kepolisian tetap akan memproses para pelaku dengan pasal terorisme. "Kita tak akan membiarkan yang meneror itu bebas. Tetap akan kita kenakan pasal teror juga," ujarnya.

Teror bom di Jakarta meningkat menjelang eksekusi tiga terpidana mati bom Bali Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron. Ancaman ditujukan di kedutaan besar seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris dan sejumlah pusat keramaian. Namun, seluruh ancaman itu tidak terbukti kebenarannya.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League
Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur

Mantan Sespri Sekjen Kementerian Pertanian, Merdian Tri Hadi menyebut terdakwa Kasdi Subagyo sempat berkomunikasi dengan seseorang melalui video call.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024