Konsumsi Premium di Atas Target

VIVAnews - Konsumsi premium bersubsidi hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 19,47 juta Kiloliter (KL). Angka ini lebih besar dari kuota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2008 sebesar 16,9 juta KL.

"Hingga pertengahan November saja konsumsi premium sudah melebihi 17 juta KL," ujar Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Adi Subagyo kepada VIVAnews, Senin 17 November 2008.

Konsumsi minyak tanah sampai akhir tahun 7,95 juta KL, solar 11,89 juta KL, sehingga total konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir tahun mencapai 39,32 juta KL. Padahal kuota dalam APBN-P sebesar 35,5 juta KL dengan rincian premium 16,9 juta KL, minyak tanah 7,5 juta KL, dan solar 11 juta KL. Dengan perkiraan total subsidi mencapai Rp 140 triliun. 

Subsidi Rp 140 triliun ini, menurut dia, sudah termasuk penurunan harga premium pada Desember di mana pemerintah harus merogoh dana Rp 750 miliar. Pemerintah berjanji tidak akan membiarkan kelangkaan premium terjadi akibat penurunan harga ini.

Untuk subsidi BBM 2009, idealnya pemerintah mengusulkan dengan mempertimbangkan pemberlakuan harga bergerak (floating) sesuai mekanisme pasar. Dalam mekanisme ini, perlu batas atas harga agar subsidi yang dikeluarkan pemerintah tiap bulannya tetap. "Subsidi akan naik bila harga patokan lebih besar dari Rp 6.000," tutur dia. 
  
Adi menuturkan, melalui mekanisme ini pemerintah juga bisa mengurangi subsidi. "Sehingga mendatang subsidi bisa berkurang. Bahkan suatu saat BBM bisa tidak disubsidi," tandas dia.

Gibran Bagi-Bagi 1.100 Sepatu Gratis ke Siswa Miskin di Solo: Ini CSR, Bukan dari Saya
Kantor Desa Barabali di Lombok disegel warga buntut dugaan korupsi beras Bansos (Satria)

Gara-gara Korupsi Beras Miskin, Kantor Desa di Lombok Disegel Warga

Kantor Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, disegel oleh ratusan warga buntut kasus dugaan korupsi beras miskin dari pemerintah pusat.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024