VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Senin 17 November 2008, diperkirakan cenderung berfluktuasi.
“Indeks masih bergerak fluktuatif,” kata analis pasar modal Felix Sindhunata kepada VIVAnews. Felix memperkirakan, indeks akan bergerak dalam kisaran batas bawah (support) 1.230 dan batas atas (resistance) pada level 1.285.
Pada transaksi akhir pekan lalu, indeks ditutup pada level 1.264,38 atau naik tipis 4,66 poin (0,37 persen) dari perdagangan Kamis 14 November 2008, yang terkoreksi 66,90 poin atau 5,04 persen ke level 1.259,71.
Di bursa regional, pergerakan indeks pada akhir pekan bervariatif. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 321,31 poin atau 2,43 persen di posisi 13.542,66, Nikkei 225 Jepang terangkat 223,75 poin (2,72 persen) ke level 8.462,39, dan Straits Times Singapura melemah 0,7 poin (0,04 persen) ke posisi 1.754,77.
Sedangkan indeks saham di bursa Wall Street ditutup negatif. Indeks Dow Jones terkoreksi 337,94 poin (3,82 persen) ke level 8.497,31, Standard & Poor's 500 melemah 38 poin atau 4,17 persen ke posisi 873,29, dan indeks gabungan Nasdaq turun 79,85 poin (5 persen) ke level 1.516,85.
Menurut Felix, indeks saham pada awal pekan ini cenderung berfluktuasi. Sebab, pergerakannya masih dipengaruhi sentimen global maupun regional. Terutama, data-data penjualan ritel dan masalah krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) yang sering menjadi acuan pemain saham dunia.
Di samping itu, tambah dia, perkembangan terakhir sektor perbankan di tanah air yang diisukan terkena rush dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar turut menjadi pemicu pergerakan indeks pada pekan ini. “Pasar saat ini, sangat sensitif terhadap rumor-rumor seperti itu,” jelas Felix.
Sedangkan analis PT Reliance Securities Tbk Andrew Sihar berpendapat, indeks pada Senin ini cenderung terkoreksi meski pada transaksi akhir pekan lalu ditutup menguat. Sebab, data-data ekonomi AS masih negatif seperti defisitnya US treasury budget yang minus US$ 237 miliar.
Selain itu, kata dia, orang yang mengaku tidak bekerja di negeri Paman Sam meningkat menjadi 516 ribu orang dan neraca pembayaran AS yang masih defisit juga menjadi faktor negatif bagi pergerakan bursa global maupun regional. “Jadi, sentimen negatif tetap mengikuti pergerakan indeks saham kita,” ujar Andrew.
Bahkan, Andrew mengakui, kondisi perbankan nasional yang diberitakan tersendat masalah likuiditas dan pergerakan rupiah yang cenderung melemah terhadap mata uang AS turut mendorong indeks bergerak di teritori negatif. “Jadi, indeks Senin berpotensi melemah dengan support 1.210 dan resistance pada posisi 1.285,” jelasnya.
Rekomendasi Saham
Andrew merekomendasikan, saham-saham yang mampu bertahan pada kondisi krisis seperti saat ini yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) masih layak akumulasi pada pekan ini.
Felix menyarankan, sebaiknya pelaku pasar mencermati sentimen yang terjadi di pasar global maupun regional sebelum melakukan pembelian saham. Namun, saham-saham papan atas (blue chips) berfundamental positif masih menarik untuk dibeli.
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Pedro Acosta Bisa Menang di MotoGP Spanyol Jika Tidak Melakukan Hal Ini
100KPJ
sekitar 1 jam lalu
Pedro Acosta diprediksi akan menang di MotoGP Spanyol yang akan berlangsung pada Minggu 28 April 2024 di Sirkuit Jerez. Tapi ada salah satu hal yang tidak boleh dilakukan
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Salah satu warisan budaya yang mempesona adalah kebaya, pakaian tradisional yang memancarkan keanggunan dan keelokan ini sudah muncul sejak abad ke-15 masehi.
Kabar mengejutkan kembali datang dari dunia hiburan Tanah Air, selebgram Chandrika Chika baru-baru ini diamankan oleh pihak kepolisian Metro Jaya......
Selengkapnya
Isu Terkini