Kalla Minta Tekstil Kuasai Pasar Dalam Negeri

VIVAnews - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pengusaha tekstil meningkatkan produksi untuk pasar dalam negerinya. Pasalnya, pasar tekstil masih dikuasai barang impor. 

"Pasar dalam negeri baru 20 persen, pengusaha harus tingkatkan daya saing, bisa ekspor tapi tidak bisa menguasai pasar dalam negeri," kata Kalla ketika mengunjungi kawasan industri tekstil Mohammad Toha, Bandung, Senin 17 November 2008.

Kalla meminta pengusaha tekstil memperluas pasar dalam negeri hingga 50 persen. Caranya, dengan menstabilkan ekspor yang sudah berjalan. "Tapi jangan minta pengurangan pajak, nanti pemerintah dapat apa?" ujar Kalla.

Hingga saat ini, Jawa Barat menyumbang 70 persen dari seluruh penghasilan negara dari ekspor tekstil. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Benny Soetrisno yakin, ekspor tekstil masih akan menyumbang US$ 5 miliar hingga akhir tahun ini.

Dalam kesempatan ini, sejumlah pengusaha mengutarakan masalah yang mereka hadapi. Antara lain Edi Supanto dari PT Firman Jaya mengeluhkan harga bahan baku yang dijual produsen domestik menggunakan mata uang dolar AS.

"Memang harga-harga bahan baku turun tapi dolar naik, jadi tidak ada pengaruhnya," kata Edi. Edi meminta agar pemerintah mengeluarkan aturan mengenai transaksi bahan baku dalam negeri.

Subardi dari Panasia Indosyntex meminta agar pemerintah memberi jaminan bagi pengusaha tekstil. Maksudnya, agar perbankan tidak mengerem pendanaan bagi pengusaha tekstil terutama pengusaha kecil dan menengah.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024