Titiek Soeharto Tergelak di Acara PKS

VIVAnews - Suara drum terdengar keras berdentam dari salah satu auditorium di Jakarta Convention Center, Senayan. Suara gitar elektrik melengking, menemani vokalis perempuan yang menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'. Musiknya rock, tapi terasa khidmat, karena yang mengalun lagu kebangsaan. Itulah band Coklat dengan vokalis perempuannya: Kikan.

Jangan salah kira ini konser rock. Di luar dugaan, Coklat ternyata bernyanyi di hadapan petinggi-petinggi Partai Keadilan Sejahtera. Jejeran perempuan berjilbab mendominasi ruangan. Di bagian depan, tampak sejumlah muka yang akrab dengan masyarakat Indonesia. Mereka semua berdiri menatap ke arah band rock yang menyanyikan lagu kebangsaan itu. "Allahu Akbar. Hidup PKS!" terdengar keras begitu band tersebut menyelesaikan lagunya. Terasa ada percampuran rasa nasionalisme dan nilai-nilai religius. Canggung.

Lupakan soal Coklat. Inti acara ini adalah menghadirkan sejumlah ahli waris tokoh-tokoh di masa lalu. Dalam acara yang berlangsung Rabu, 19 November 2008, ini, PKS mendatangkan ahli waris Penguasa Orde Baru Soeharto, ahli waris Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani, ahli waris Haji Agus Salim, ahli waris Proklamator Bung Hatta, dan lain-lain. Di barisan depan, anak dan cucu tokoh-tokoh itu duduk mengelilingi meja-meja bundar.

Segera Hadir Fitur Baru untuk Pengguna Mobil Listrik

Di salah satu meja, tampak Titiek Soeharto, putri mantan Presiden Soeharto, mengenakan gaun terusan berwarna hijau pastel. Tangannya terus mengepit tas kulit berwarna senada dengan pakaiannya. Di sebelah kanan Titiek, duduk Ketua Majelis Syura PKS, Hilmi Aminuddin. Di sebelah kiri, Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta. Terus ke samping Anis, duduk pula Kyai Haji Salahuddin Wahid, cucu pendiri Nahdhatul Ulama Hasyim Asyari.

Adalah Presiden PKS Tifatul Sembiring yang maju ke depan membuka acara. "Sebetulnya yang ingin kami tuju adalah rekonsiliasi nasional atau melakukan cut off terhadap dendam-dendam sejarah," kata Tifatul di awal sambutannya. Tifatul kemudian menceritakan bagaimana pandangan PKS tentang masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Setelah Tifatul, menyusul budayawan Taufik Ismail naik ke panggung. Taufik bercerita mengenai Syekh Yusuf, seorang ulama besar asal Gowa, Sulawesi Selatan, yang hidup di abad 19. Setelah bercerita panjang, Taufik lalu membacakan puisi mengenai Syekh Yusuf yang baru diangkat pahlawan di akhir 1990-an itu.

Setelah diselingi band Coklat, barulah dimulai acara yang sesungguhnya, dialog antar anak-cucu pahlawan. Presenter TVOne Rahma Sarita yang memandu acara, mulai memanggil satu demi satu anak-cucu para pahlawan itu. Halida Hatta, putri Bung Hatta, mendapat giliran pertama dibacakan namanya. Lalu menyusul Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo. Berikutnya lagi cucu Haji Agus Salim, Agustanzil Sjahroezah, Salahuddin Wahid, dan Amelia Yani, anak dari Jenderal Ahmad Yani. Kemudian pemandu acara memanggil Ketua Majelis Syura PKS untuk menjadi salah satu panelis. Lalu menyusul datang Anies Baswedan yang datang selaku pengamat politik yang juga cucu salah satu pahlawan pergerakan kemerdekaan, AR Baswedan. Namun nama Titiek tak kunjung disebut.

Titiek hanya menyaksikan jalannya dialog dari mejanya – yang terletak di deret paling depan – masih didampingi Anis Matta di sampingnya.  Saat dikonfirmasi tentang tidak ikut sertanya Titiek dalam dialog, Presiden PKS Tifatul Sembiring hanya tersenyum-senyum dan tidak menjawab secara eksplisit. Namun di belakang, kader-kader PKS berbisik, "Pak Harto kan bukan pahlawan, jadi Mbak Titiek belum bisa duduk di depan." Belakangan, dalam jumpa persnya, Tifatul mengatakan bukan kapasitas PKS menetapkan Soeharto sebagai pahlawan. "Itu kapasitas negara."

Titiek tetap mengikuti dengan seksama masing-masing panelis itu mengutarakan ceritanya mengenai bapak atau kakeknya yang menjadi pahlawan. Titiek bahkan ikut tertawa mendengar Bambang Sulistomo yang pernah dipenjarakan Soekarno dan Soeharto. "Bapak saya itu dipenjarakan di zaman Soekarno, dipenjarakan juga di zaman Soeharto, bahkan lebih lama," kata Bambang tertawa sambil melirik ke Titiek. "Namun itu kan urusan bapak-bapak kita, kalau anak-anak kan damai-damai saja," kata Bambang tergelak. Titiek pun tergelak.

Sementara kursi di sebelah kiri Titiek yang ditinggal Hilmi karena menjadi panelis diisi politisi PKS Zulkieflimansyah. Di sela-sela forum diskusi itu, tampak Zul beberapa kali berbicara dengan Titiek. Titiek hanya sekali bicara dalam dialog ini ketika diberi kesempatan untuk bertanya. Pertanyaan mantan isteri Prabowo Subianto ini sederhana, mengapa PKS menjadikan bapaknya sebagai guru bangsa. Pertanyaan diajukan kepada Hilmi Aminuddin.

Hilmi menjawab panjang lebar. Intinya, terlepas dari kesalahan-kesalahannya, Soeharto dianggap PKS memiliki jasa yang besar di bidang ekonomi. "Semangat entrepreunership-nya," kata Hilmi. Setelah Hilmi, Anies Baswedan ikut berkomentar. Namun karena Bambang Sulistomo ingin buru-buru ke Bandara, acara lalu diselingi dengan foto bersama. Titiek maju ke depan, ikut berfoto bersama. Setelah itu, Titiek terlihat gelisah ingin pergi meninggalkan acara. Zulkieflimansyah terlihat sibuk menemani janda satu anak itu. Titiek akhirnya berjalan ke luar auditorium, dua puluhan wartawan langsung mengerubuti. Cecaran pertanyaan diajukan kepada Titiek. Tak ada kata bulat yang keluar dari Titiek, bahwa keluarga Soeharto akan memberikan suara pada PKS. "Itu rahasia di dalam bilik suara," kata Titiek.

Dan Titiek pun terus didampingi Zulkiefli menuju mobilnya yang sudah menunggu di lobi Jakarta Convention Center.

Toyota Fortuner Hybrid 48V

Spesifikasi Toyota Fortuner Hybrid yang Dijual Rp700 Jutaan

Toyota Fortuner Hybrid baru saja resmi diluncurkan, mobil SUV gagah ini mendapatkan teknologi hybrid ringan (mild hybrid) 48V. Bagaimana spesifikasi mobil Fortuner itu?..

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024