Hidayat Nurwahid Sesalkan Iklan Soeharto

VIVAnews – Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nurwahid, mengaku menyayangkan kebijakan iklan politik partainya. Dia menyorot sosok Presiden Soeharto di dalam iklan politik yang ditayangkan di televisi swasta itu pada 10 November 2008.

Polisi Bakal Panggil Pemilik Toko Frame yang Terbakar di Mampang hingga Akibatkan 7 Orang Tewas

“Sangat disayangkan kenapa ditampilkan bersama tokoh-tokoh lain di iklan PKS. Dan disebut sebagai guru bangsa serta pahlawan nasional,” katanya di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Jumat 21 November 2008.

Alasannya, kata Hidayat, Dewan Pimpinan Pusat PKS, belum pernah menetapkan Soeharto sebagai guru bangsa dan pahlawan. Hal itu, katanya, ditegaskan Presiden PKS, Tifatul Sembiring.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Hidayat mengaku tidak mendukung iklan itu. Namun, dia mengatakan mendukung upaya rekonsiliasi pemikiran para pemimpin nasional yang digagas PKS.

Sejumlah kegiatan PKS sepekan terakhir memantik polemik. Iklan peringatan Hari Pahlawan yang menampilkan Soeharto sebagai guru bangsa adalah salah satu contohnya.

KAI Buka Suara soal Syarat Loker IPK 3,5 hingga Skor TOEFL 500

Iklan itu menuai kritik, karena sejumlah kalangan menilai Soeharto tidak tepat  bila dinobatkan sebagai pahlawan.

Bahkan, PKS kemudian mengadakan pertemuan putra-putri ahli waris pemimpin Indonesia di Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Rabu 19 November 2008. Dalam acara ini, PKS juga mengundang keluarga Soeharto.  Salah satu putri Soeharto, Siti Hediyati Hariyadi, menghadiri acara itu.

Acara itu juga menghasilkan kritik tajam. PKS menjawab kritiknya dengan acara pemberian penghargaan kepada 104 tokoh pemuda. Sejumlah orang yang hendak diberikan penghargaan malah menolaknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya