Prediksi

Pelemahan Indeks Potensi Berlanjut

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa, 2 Desember 2008, berpotensi melanjutkan pelemahan.

"Sentimen negatif kembali menyertai pergerakan indeks," kata analis PT Reliance Securities Tbk Andrew Sihar kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 1 Desember 2008.

Andrew memproyeksikan, indeks hari ini akan bergerak di kisaran batas bawah (support) 1.090 dan batas atas (resistance) di level 1.230.

Pada transaksi Senin, indeks ditutup melemah 18,42 poin (1,48 persen) ke level 1.223,13 dari perdagangan Jumat, 28 November 2008, yang berakhir menguat 39,46 poin atau 3,28 persen menjadi 1.241,54.

Sementara itu, di bursa regional, indeks Nikkei 225 melemah 115,05 poin (1,35 persen) menjadi 8.397,22, Hang Seng naik 220,6 (1,59 persen) ke level 14.108,84, dan Straits Times terkoreksi 30,15 poin (1,74 persen) ke posisi 1.702,42.

Pada perdagangan Senin sore waktu New York atau Selasa dini hari WIB, indeks Dow Jones kembali terkoreksi 679,95 poin (7,70 persen) ke level 8.149,09, Standard & Poor's 500 melemah 80,03 poin atau 8,93 persen ke posisi 816,21, dan Nasdaq turun 137,50 poin (8,95 persen) ke posisi 1.398,07.

Sandiaga Akui Sarankan PPP Segera Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Menurut  Andrew, sentimen negatif pergerakan bursa regional dan indeks Wall Street yang diprediksi melemah Selasa dini hari, karena Dow Futures yang terkoreksi akibat adanya data ekonomi AS yang di bawah ekspektasi pasar seperti indeks manufaktur dan belanja kontruksi yang turun menjadi pemicu pelemahan IHSG.

Dia menambahkan, data ekonomi domestik yang negatif seperti buruknya kinerja ekspor Indonesia yang turun sekitar 23 persen menjadi 4,9 persen dari sebelumnya 28,5 persen dan impor kita yang meningkat dari 38,5 persen menjadi 40,3 persen yang bakal berpengaruh pada pertumbuhan domestik bruto (PDB) negara turut menahan aksi investor asing maupun lokal untuk kembali meramaikan bursa saham.

Rafael Struick Absen Bela Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23

"Terbukti, meski inflasi November lebih rendah dari bulan sebelumnya, tapi direspon negatif," jelas Andrew.

Lanang Trihardian, analis PT Syailendra Capital juga berpendapat, indeks hari ini cenderung terkoreksi kembali. Sebab, setelah beberapa hari IHSG berhasil ditutup menguat, para pelaku pasar sudah merasa saatnya melakukan aksi ambil untung (profit taking). "Indeks Selasa, akan bergerak di kisaran support 1.190 dan resistance pada level 1.271," ujarnya.

Mobil Harvey Moeis Disita Lagi, 2 Ferrari dan 1 Mercy

Dia mengakui, pergerakan negatif bursa global maupun regional akibat banyaknya rilis laporan data ekonomi AS yang diprediksi negatif pekan ini masih menjadi faktor utama yang dicermati investor asing maupun lokal. "Tentunya, hal ini mendorong pemodal untuk menahan diri atau merealisasikan keuntungan lebih dulu sebelum merugi," jelas Lanang.

Rekomendasi Saham

Andrew merekomendasikan, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNTR). Saham-saham itu, kata dia, layak koleksi karena di saat kondisi ekonomi kurang kondusif kinerja perseroan masih tumbuh. "Pangsa pasar mereka juga lebih fokus pada domestik," jelasnya.

Lanang menyarankan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Kedua saham itu, jelas dia, layak koleksi karena secara teknis berpeluang menguat kembali (rebound).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya