Mari: Paruh Pertama 2009 Ekspor Pasti Berat

VIVAnews - Enam bulan pertama di tahun 2009, ekspor Indonesia diperkirakan akan terpuruk. Imbas krisis global membuat pemerintah belum berani mengeluarkan angka penurunannya. Namun langkah antisipasi sudah disiapkan.

"Paruh pertama 2009 itu pasti berat untuk semua negara, termasuk Indonesia. Saya belum bisa mengeluarkan angka," ungkap Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Istana Negara, Jakarta, Kamis 4 Desember 2008.

Di lingkungan departemen yang dipimpinnya, kata Mari, kini masih tersu digelar rapat-rapat untuk melakukan revisi, seperti pertumbuhan ekspor. "Ini sudah ada, revisi pertumbuhan ekspor yang diturunkan, cuma porsi dari masing-masing penurunannya itu berapa yang masih belum selesai dibahas," bebernya.

Nilai ekspor Indonesia mulai menunjukkan penurunan sejak Oktober 2008. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor Oktober menurun 11,61 persen menjadi US$ 10,81 miliar. Ekspor nonmigas Oktober 2008 mencapai US$ 9 miliar, turun 8,10 persen dibanding September 2008. Penurunan ekspor nonmigas terbesar Oktober 2008 terjadi pada karet dan barang dari karet sebesar US$ 172,5 juta.

Penurunan ekspor nonmigas Oktober 2008 terjadi ke Amerika Serikat turun sebesar US$ 304,7 juta, Cina sebesar US$ 184,4 juta, Korea Selatan sebesar US$ 163,7 juta, Thailand sebesar US$ 58,8 juta, Australia sebesar US$ 50,1 juta, Jerman sebesar US$ 19,1 juta, dan Inggris sebesar US$ 6,5 juta.

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode
Pemain Timnas Indonesia U-23

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick

Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick menilai kemenangan atas Timnas Korea Selatan U-23 adalah buah kinerja tim.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024