Tim Pelangi Perubahan

"Opsi Pertama Sultan Calon Presiden PDIP"

VIVAnews - Sri Sultan Hamengku Buwono X boleh saja menyatakan diri sebagai calon presiden, namun untuk resmi bertarung tentu harus melalui partai politik. Dan sampai saat ini, baru satu partai peserta Pemilu yang resmi mengajukan penguasa Yogyakarta itu: Partai Republika Nusantara.

Jelas saja partai yang disebut terakhir ini tak memadai, karena kemungkinan besar terganjal syarat pencalonan minimal 20 persen kursi di parlemen seperti diatur Undang-undang Pemilihan Presiden. Mau tak mau, harus ada partai yang besar di parlemen untuk mengajukan Sultan.

"Opsi pertama kami tetap dari PDI Perjuangan," kata Sukardi Rinakit, manajer kampanye Tim Pelangi Perubahan saat mendeklarasikan dukungan terhadap Sri Sultan Hamengku Buwono X di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2008.

"Mengapa PDI Perjuangan? Karena kami yakin Pemilu nanti, PDI Perjuangan yang teratas," ujar Sukardi. "Tapi buat apa menang di legislatif, apabila eksekutifnya lepas?" lanjutnya.

Sukardi dan kawan-kawan yakin, calon presiden PDI Perjuangan saat ini, Megawati Soekarnoputri, akan kalah lagi jika satu lawan satu dengan incumbent Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga, menurut Sukardi, pilihan paling pas bagi PDI Perjuangan adalah mengalihkan dukungan pada Sultan. Lembaga Survei Indonesia memang menemukan dalam surveinya pada akhir Oktober 2008, Yudhoyono menang telak ketika diadu dengan Megawati. Sementara Sultan, masih dalam survei yang sama, memiliki elektabilitas terbesar ketiga setelah Yudhoyono dan Megawati.

"Peluang kedua, melalui Partai Golkar," kata Sukardi. Meski saat ini Partai Golkar berduet dengan Partai Demokrat memerintah, dia yakin, pada Pemilu nanti terbuka kemungkinan koalisi ini akan pecah. Jika suara Golkar naik, maka tentu Ketua Umum Jusuf Kalla didesak untuk menaikkan calon presiden sendiri. Jika suara Golkar turun, maka Jusuf Kalla bisa didesak turun. "Posisi Pak Jusuf Kalla itu maju kena, mundur kena."

Akhirnya, bisa saja setelah Pemilu April 2009 selesai digelar, Golkar memasang Sultan sebagai calon presiden. "Kenapa itu terjadi? Karena ada krisis kepemimpinan," ujar Sukardi.

Jika kedua cara di atas gagal, barulah dilakukan opsi ketiga, menggandeng partai-partai menengah untuk mencalonkan satu nama saja. Jika gagal juga, opsi keempat, memakai strategi Yudhoyono pada 2004 lalu: membesarkan partai baru.

"Semua peluang itu masih terbuka. Kenapa masih terbuka? Karena pada dasarnya, pertama, mereka sedang krisis kepemimpinan dan kedua, ada krisis ekonomi," ujar Sukardi.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya
Ilustrasi anak-anak .

Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

Dalam masa golden age itu, terjadi juga perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola perilaku, sikap, serta ekspresi emosi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024