INCO Dapat Proyek Baru

VIVAnews - PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) dikabarkan kebagian proyek baru dari Sumitomo Metal Mining Co. Ltd pada akhir tahun ini.

Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

Sumber VIVAnews mengatakan, perseroan akan mendiversifikasi produk turunan dari nikel dalam waktu dekat. Sebab, salah satu pemegang sahamnya (Sumitomo) kabarnya memberikan proyek baru tersebut. "Paling telat sih, awal 2009 proyek itu mulai dikerjakan INCO," jelasnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selain itu, tambah sumber, rencana perseroan yang akan membangun pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara turut menjadi sentimen positif bagi konsorsium broker asing maupun lokal untuk mengerek harga saham.

Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?

Sekretaris perusahaan INCO Indra Giting ketika dimintai konfirmasi mengatakan, tidak bisa memberikan keterangan mengenai rencana Sumitomo yang bakal memberikan proyek baru pada perseroan.

Per 31 Oktober 2008, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd menguasai saham berkode INCO sebanyak 20,09 persen dan Vale INCO Limited sebanyak 60,08 persen. Sedangkan sisanya dimiliki publik.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Pada perdagangan sesi I Selasa, 9 Desember 2008 pukul 10.00 WIB, INCO menguat Rp 90 ke level Rp 1.980. Broker CLSA Indonesia dengan kode broker KZ tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham International Nickel.

Menurut analis Perum Pegadaian Deni Hamzah, langkah Sumitomo memberikan proyek tambang baru tersebut bisa menjamin ketersediaan komoditas penjualan perseroan kepada pemegang saham itu. "Tentunya, akan berpengaruh pada kinerja INCO ke depan," jelasnya kepada VIVAnews di Jakarta.

Apalagi, kata dia, kalau proyek tersebut merupakan diversifikasi produk turunan dari nikel perseroan. Sehingga, volume produksi perseroan terus bertambah seiring dibukanya pabrik pengolahan nikel pada 2009 nanti. "Memang, dapatnya proyek itu tidak langsung berpengaruh pada pergerakan saham emiten untuk jangka pendek. Sebab, harga komoditas yang saat ini cenderung turun masih menjadi penentu saham," ujar Deni.

Penjualan perseroan dalam sembilan bulan pertama 2008 menurun 39,37 persen menjadi US$1,13 miliar dari US$1,87 miliar di periode yang sama 2007.

Laba bersih juga terhempas 62,05 persen menjadi US$369,12 juta dari kuartal III-2007 yang mencapai US$972,55 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya