Budi G Sadikin

Teori Nuklir Untuk Bank

FISIKA Nuklir dan Perbankan jelas dua hal yang bertolak belakang. Bagaikan bumi dan langit, keduanya jauh bersebarangan.

Namun, di tangan Budi G Sadikin, dua 'senyawa' yang berbeda itu justru bisa disandingkan. Ia mungkin mirip para doktor Fisika yang terjun membawa teori spekulasi ke bursa Wall Street dan bank-bank investasi sehingga pasar modal semakin bergairah. Indeks saham pun gampang melejit atau sebaliknya ambruk tersungkur seperti sekarang. 

Tanpa ada rasa canggung, Budi terbiasa mengutak-atik teori Fisika Nuklir dalam menunaikan tugasnya di bidang perbankan. Teori statistik untuk mendesain reaktor nuklir pun ia manfaatkan untuk menghitung produk-produk derivatif di bidang keuangan.

Teori fisikawan Black-Scholes, pemenang hadiah nobel ekonomi 1997 menjadi sumber inspirasinya. Ia memakai teori Black-Scholes, suatu model matematis yang dipakai untuk menghitung harga option untuk membantu pialang saham menentukan harga yang pas dalam sebuah kontrak call option dan put option.

Call option adalah memberi hak pembeli untuk membeli aset tertentu dengan jumlah, harga dan periode tertentu. Atau sebaliknya, kontrak put option yang memberi hak pembeli menjual aset tertentu dengan harga, jumlah dan jangka waktu tertentu pula.

"Mereka adalah ahli fisika tetapi dapat nobel ekonomi," ujar Budi kepada VIVAnews di Jakarta beberapa waktu lalu. Atas dasar itu, pria yang menyelesaikan sarjana Fisika Nuklir dari Institute Teknologi Bandung pada 1988 ini tak ragu terjun ke dunia perbankan. "Mungkin ini sudah jalan hidup saya."

Kini dengan usia yang relatif muda, Budi menjadi salah satu direktur bank terbesar di Indonesia. Ketika umur masih kepala empat, ia menduduki posisi strategis sebagai Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri.

Setelah lulus dari ITB pada 1988, Budi mengawali karir sebagai staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo, Jepang. Kemudian, ia melanjutkan karir di IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager hingga 1994.

Ketika sedang sibuk berkecimpung di teknologi informasi, ia diajak oleh mantan bosnya sewaktu bekerja di IBM Jepang pindah ke Bank Bali. Mulai 1994, ia pun banting setir jadi bankir untuk menerapkan teori fisika di dunia keuangan. Ia akhirnya jatuh dalam pelukan Bank Bali.

Di bank yang sekarang berubah nama menjadi Bank Permata ini, Budi beberapa kali memegang sejumlah jabatan, di antaranya sebagai General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999.

Dari Bank Bali, ia bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004. Kemudian, ia loncat lagi ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.

Namun, pada 2006 ketika Bank Mandiri mulai berbeda di bawah manajemen baru yang dipimpin Agus Martowardojo, Budi nyemplung ke bank milik negara ini. Posisi terakhirnya saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Micro & Retail Banking.

Selama berkecimpung 14 tahun di dunia perbankan, Budi bukan sekadar merasakan ilmu fisika nuklirnya bermanfaat. Namun lebih dari itu, ia menemui banyak hal baru yang belum pernah dibayangkan sebelum menjadi bankir. Misalnya, membantu orang kecil.

"Saya senang dan puas jika bisa membantu mereka bisa berwirausaha atau memiliki pekerjaan," katanya.

Karena itulah, Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Bankir Indonesia ini sangat mengapresiasi orang yang berusaha keras menghidupi keluarganya, kendati hidupnya pas-pasan.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Budi begitu terkesan dengan seorang nasabah Mandiri: "Ia seorang pemulung sampah yang ulet, namun pendapatannya lumayan," katanya terkenang.

Menteri BUMN Erick Thohir

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengejar dan mewujudkan cita-citanya.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024