Angkringan Jogja

VIVAnews -  Dulu masalah duit dengan status mahasiswa, haram untuk di bicarakan. Sekarang, karena saya sudah bukan mahasiswa saya beberkan "dapur" saya selama 4 tahun kuliah.

Kenapa Vagina Wanita Bau Seperti Ikan Amis Busuk?

Uang saku saya dulu sebulan kurang lebih Rp 500.000,- di luar uang sewa kontrakan kamar dan biaya SPP kuliah. Alhamdulilah, cukup untuk menjalani kehidupan dengan membeli bensin buat motor, makan, bayar listrik, beli buku, cuci baju, foto kopi bahan ujian, jajan-jajan, dan nabung.

Dengan duit segitu, saya yakin pas-pasan untuk mahasiswa jaman sekarang, dengan segala kebutuhannya. Kalau dulu dengan duit segitu saya masih bisa sok gaya nyari baju obralan di Yogyakarta, masih bisa menawar pernak-pernik yang dijajakan di emperan Malioboro. Dan yang parahnya jaman-jaman kuliah bisa berlagak sok kaya di depan pacar, dengan makan malam agak mahal plus jalan-jalan.

Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024

Tapi, namanya juga mahasiswa harus punya akal untuk mengatasi keseimbangan bujet Rp 500.000 itu. Salah satu cara yang saya lakukan adalah makan di angkringan kaya orang kere. Nasi Kucing 2 bungkus (@Rp 750,-), gorengan/ceker/kepala (@Rp 250,-, @Rp 500,-, @Rp 1000,-), dan Es Teh Manis (@Rp 500,-), Jadi total makan malam dengan perut kenyang adalah Rp 3000,-. Ya, budget Rp 3000,- sekali makan menjadi patokan kala bersama temen-temen saya.

Dulu kalo sampai Rp 5000,- sekali makan sudah mewah rasanya. Ya, angkringan pasti tak luput dari para mahasiswa kos-kosan yang mau berhemat, bukan berarti yang kere-kere saja yang makan ke angkringan loh, tapi memang angkringan punya kepuasan tersendiri.

Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya

Seorang mahasiswa bisa melepas tawa, bercanda gurau, sambil menyeruput teh manis, wedang jahe,kopi,es jeruk, angkat kaki satu, menghisap rokok, makan gorengan dan nasi, bacem kepala ayam, bacem ceker, sate usus,dan sebagainya.

Angkringan di daerah tertentu dengan menu tertentu bisa menjadi tempat yang cukup merogoh kocek banyak. Banyak macam angkringan di kota Yogyakarta, seperti di wilayah Malioboro misalnya, angkringan di sana relatif lebih mahal ketimbang dengan yang berada di pemukiman kos-kosan, karena di sana relatif kebanyakan pendatang.

Hal unik lagi, ada angkringan dengan menu spesial KOPI JOZ, kenapa disebut kopi joz? Karena kopi hitam manis pekat yang panas ketika di sajikan di celupkan arang yang masih menyala yang diambil dari perapian tungku masak khas Jogja. Lucu kan? Bagaimana rasanya coba? Enak kok, tak percaya? Coba saja, nikmati saja seraya berkhayal berada di tanah kerajaan Jogja dengan segala aroma mistis dan budaya.

Bayangkan juga menu yang di tawarkan oleh tiap angkringan, dengan lampu remang-remang khas angkringan, gerobak butut dengan kehangatan sahabat para penjajanya. “Monggo, nggih, sampun, nasi kale, gorengan sekawan, 2+3+5+6 (itungan kalkulator bibir)”, serta teko yang terus dipanaskan oleh tungku masak yang selalu tampak di dataran papan gerobaknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya