50 Tahun Persahabatan Indonesia - Ceko

VIVAnews – Apa yang anda bayangkan ketika mendengar kata Ceko ? Kristal bohemia yang indah, birnya yang terkenal, atau kecantikan kota Praha ?
 
Anda tak salah. Republik Ceko atau yang dulu dikenal sebagai negara Cekoslovakia, memang memiliki semua kecantikan itu. Bangunan-bangunan kuno yang terpelihara dengan baik, dan pemandangan bunga-bunga indah di musim semi.

Sudah Menjenguk, Ayah Chandrika Chika Gak Nyangka Anaknya Pakai Narkoba

Negara di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Polandia, Jerman, dan Austria ini memiliki sejarah yang panjang, dan dalam 50 tahun terakhir Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari Ceko.

Cekoslovakia merdeka pada tahun 1918, lalu dalam perkembangannya berpisah secara damai pada 1993 setelah mengalami revolusi damai Velvet yang dipimpin oleh Vaclav Havel. Maka semenjak 1 Januari 1993 negara tersebut berubah menjadi Ceko dan Slovakia.

Sebenarnya Indonesia sudah berteman lama dengan Ceko(slovakia), sejak tahun 1924. Saat itu dimana Ceko(slovakia) menunjuk konsul kehormatannya yang ditempatkan di Batavia, atau Jakarta sekarang.

Seiring dengan perjuangan kemerdekaan kita, nama Indonesia baru mulai di kenal di Cekoslovakia pada tahun 1947 ketika diselenggarakan Konggres Pemuda dan Pelajar di Praha.

Cekoslovakia sendiri baru mengakui Indonesia sebagai negara berdaulat pada 2 Februari 1950, dan langsung membuka Konsulat Jenderal Cekoslovakia di Jakarta pada 7 Maret 1950.

Hubungan persahabatan menjadi makin dekat setelah Presiden Sukarno mengadakan kunjungan resmi ke Praha tanggal 22 September 1956 atas undangan Presiden Antonin Zapatocky. Saat itulah Bung Karno menerima penghargaan Doktor Honoris Causa dari Charles University dan Medali Kenegaraan Singa Putih dengan rantai kelas I yang merupakan penghargaan tertinggi negara.

Mulai tahun 1957 perwakilan Cekoslovakia di Jakarta resmi menjadi Kedutaan Besar yang dipimpin Duta Besar Jan Zitek,  dan di Praha, Ceko dibuka KBRI pada tahun 1957 dengan duta besar pertamanya R.A. Asmaoen, SH.

Kedekatan budaya keduan negara semakin terbukti dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama Kebudayaan antara kedua negara pada tanggal 31 Mei 1958, yang meskipun negara tersebut telah berpisah namun Ceko tetap mengakuinya. Kedekatan ini berlanjut sampai tahun 1993 dimana Indonesia mengakui Ceko sebagai suatu negara baru.

Kini terbukti jalinan tersebut membuat kedekatan kedua bangsa makin terasa. Sepanjang tahun 2008 ini diperingati 50 Tahun Perjanjian Kebudayaan Indonesia Ceko dengan kegiatan promosi seni budaya, wisata, pameran produk, Festival Film Indonesia, penampilan tim kesenian daerah, paduan suara, seminar internasional, dan konser piano klasik.

Menurut Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial , Budaya dan Pariwisata KBRI Praha, Azis Nurwahyudi, kegiatan ini tidak saja berlangsung di Praha tetapi juga di berbagai kota lainnya seperti Vaseli nad Moravau, Brno, Jihlava, Usti nad Labem, Zlin, Karlovy Vary dan lain-lain.

“Puncak dari kegiatan tersebut adalah pemberian penghargaan dari Menteri Luar Negeri Indonesia kepada Prof. Dr. Zporica Dubovska, yang telah lebih dari 50 tahun mengabdikan dirinya untuk memperkenalkan Indonesia di Ceko, melalui pengajaran Bahasa Indonesia dan penterjemahan berbagai karya sastra Indonesia ke dalam bahasa Ceko. Patut kiranya Ibu Dubovska ini mendapat piagam yang tak ternilai baginya diusia yang sudah 82 tahun,” kata Azis.

Berbagai kegiatan tersebut , menurut Azis, mampu memperkenalkan Indonesia kepada generasi muda Ceko. “Saat ini terdapat kecenderungan yang meningkat mengenai banyaknya orang Ceko yang tertarik untuk mengunjungi Indonesia dan mempelajari seni budaya Indonesia. Sekarang tersebar 15 orang mahasiswa Ceko yang tengah belajar budaya Indonesia. Sementara itu terdapat beberapa mahasiswa Indonesia yang juga tengah belajar di Ceko, yang pada umumnya belajar teknik, pedagogi, biologi dan astronomi, “ ujar Azis.

“Dengan makin banyaknya kegiatan promosi budaya Indonesia di Ceko, diharapkan jalinan tali persahabatan itu kembali erat ditengah upaya pemerintah untuk menjalin kerjasama dengan dunia luar. Itulah upaya yang dilakukan untuk kembali mempererat persahabatan dua bangsa, “ kata Azis mengakhiri keterangannya.

Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Saksi Ungkap SYL Setoran Uang Bulanan ke Istri Hingga Puluhan Juta

Pengadilan Tipikor kembali melanjutkan sidang kasus korupsi berupa pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian RI, salah satu terdakwanya Syahrul Yasin Limpo (SYL)

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024