VIVAnews - Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Bagindo Quirino membantah menerima uang dari bendahara Proyek Monang Tambunan. "Saya tidak pernah menerima uang itu," kata Bagindo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, (9/10).
Bagindo tengah menjadi saksi dalam kasus dugaan proyek pengadaan alat pelatihan Balai Latihan Kerja di 10 wilayah pada tahun anggaran 2004 dengan terdakwa Taswin Zein. Pimpinan proyek ini diduga telah merugikan negara Rp 13,6 Miliar.
Jaksa penuntut umum Muhibuddin mengatakan dalam berita acara pemeriksaan Monang, Bagindo menerima uang dengan jumlah total Rp 600 juta. Uang itu diserahkan sebanyak dua kali. Masing-maing sebesar Rp 350 juta dan Rp 250 juta. "Uang itu diberikan di Restoran Mbok Berek dan Wisma Baja," kata dia.
Kasus ini bermula dengan proses pengadaan pada proyek pengadaan alat di 10 BLK itu tidak sesuai dengan ketentuan dan Keputusan Menakertrans. Modus yang digunakan adalah memerintahkan seluruh panitia pengadaan untuk menandatangani dokumen kontrak dan serah terima barang sebagai formalitas belaka, agar anggaran dapat dicairkan, sementara kontrak pengadaan dan serah terima barang belum ada.
Dalam audit yang dilakukan Bagindo, ditemukan adanya ketidakhematan dana sebesar Rp 470 juta. Ia juga mengaku menemukan sejumlah penyimpangan. "Kontrak mendahului persetujuan menteri keuangan," kata dia. Selain itu ia juga menemukan adanya selisih harga dan kelebihan pembayaran.
Temuan itu, kata dia, berdasarkan pengujian bukti pertanggungjawaban keuangan. Antara lain dengan melakukan pengujian aritmatik dan survei pasar untuk melihat harga pasar.
Ia juga menemukan adanya kerugian negara berupa 13 unit komputer. Padahal berdasarkan temuan ahli, kerugian negara mencapai Rp 13 miliar.
PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?
Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah mendatangi markas PKB pada Rabu kemarin.
