VIVAnews - Luciano Leandro akhirnya gagal menjadi pelatih PSMS Medan. Meski demikian, pria asal Brasil itu bakal tetap berada di dalam struktural Ayam Kinantan-julukan PSMS Medan.
Luciano tidak mendapat restu dari Badan Liga Indonesia (BLI). Lembaga yang mengurusi kompetisi nasional tersebut menilai Luciano tidak memenuhi syarat untuk menangani klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009.
Untuk menjadi pelatih di salah satu klub LSI, BLI mengajukan syarat yang tak ringan. Setiap calon pelatih harus punya track record melatih di klub profesional minimal tiga tahun.
"Luciano memang gagal memenuhi syarat yang diminta oleh BLI. Tapi kami sudah berkomitmen dengan dia (Luciano) untuk tetap berada di lingkaran PSMS," kata Pengelola PSMS Medan, Sihar Sitorus ketika dihubungi VIVAnews, Jumat, 9 Januari 2009.
Gagal jadi pelatih kepala, Luciano rencananya bakal menempati posisi direktur teknik. Sedangkan, Liestiadi yang sebelumnya menempati posisi itu menggantikan tempat mantan playmaker PSM Makssar itu.
"Waktu sudah tidak banyak. Karena itu, kami mencari pelatih yang sudah kenal dengan PSMS Medan. Sebagai orang dalam PSMS Medan, Liestiadi saya pikir cocok untuk menggantikan posisi Luciano," kata Sihar.
PSMS sebenarnya punya pelatih berlisensi A, Erick Williams. Namun Sihar tidak memilihnya karena khawatir bakal menimbulkan perpecahan di timnya.
"Tidak baik ada dua kepemimpinan di dalam satu tim. Jadi Erick biar tetap menangani Akdemi Sepakbola Medan United (ASMU)," kata Sihar.
Liestiadi memang bukan orang baru di PSMS. Sebelum menjadi direktur teknik di PSMS Senior, Liestiadi sempat menjabat asisten pelatih PSMS U-21.
Liestiadi juga sudah menjalani ujian kepelatihan untuk lisensi A bersama beberapa pelatih LSI 2008/2009 lainnya. "Kami tinggal menunggu hasil ujiannya saja," tandas Sihar.