Kiat Memilih Makanan Sehat untuk Otak

VIVAnews – Memiliki badan langsing adalah idaman, tapi jangan salah meski Anda harus diet, kesehatan organ tubuh tetap harus dijaga. Otak misalnya, ia adalah organ vital dimana asupan nutrisi yang bergizi dan sehat selalu dibutuhkan. Oleh karena itu, model diet yang Anda lakukan tidak boleh asal-asalan.

Berikut ini beberapa tips yang perlu Anda ketahui agar diet tetap sehat dan otak bisa selalu cerdas :

1. Pilih yang bertenaga

Kemenkominfo Mengadakan Talkshow Chip In “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”

Otak yang beratnya hanya dua persen dari total berat tubuh mengkonsumsi setidaknya 20 persen kebutuhan kalori tubuh. Memilih makanan yang bertenaga itu penting.

Jenis makanan ini misalnya yang mengandung karbohidrat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, padi-padian dan lain-lain. Pada jenis makanan seperti ini terdapat kadar glukosa yang tinggi dan cukup untuk memenuhi nutrisi otak. Kekurangan pasokan glukosa ke otak bisa menyebabkan hal yang signifikan pada proses ingatan.

Glukosa ini dibutuhkan terutama pada bagian otak depan (frontal cortex) yang merupakan motor untuk semua perintah dan aktivitas organ. Frontal cortex juga disebut sebagai CEO-nya otak.

Bagian ini menurut peneliti Inggris, Leigh Gibson dari Roehampton University, adalah yang paling sensitif terhadap kehadiran kadar glukosa. "Jika kadar glukosamu turun di bagian otak ini, itu sama seperti Anda yang tidak bernafas," katanya.

Saat Anda kekurangan glukosa tidak disarankan meminum banyak minuman soda (pemicu tenaga) untuk menjaga otak agar bekerja tetap optimal. Karena hal ini akan menjadi kontraksi antara kebutuhan glukosa di otak dan fungsi ke otot.

PKS Terbuka untuk Bertemu Prabowo tapi Bukan untuk Menyusul PKB

Pada saat kadar glukosa turun dan otot tetap dipicu kerjanya, hal ini bisa mengakibatkan kerusakan sel otot diseluruh tubuh. Menurut Marc Montminy, dari Salk Institute Bidang Ilmu Biologi di California, kerusakan juga bisa terjadi termasuk dibagian otak itu sendiri.

2. Rajin makan

Kemenkominfo Gelar Talkshow “Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”

Dengan diet bukan berarti Anda tidak boleh makan. Otak membutuhkan porsi makanan yang cukup. Aturannya tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit.

Untuk optimalisasi cara makan ini, ilmuwan asal Inggris, Michael Green dari Aston University menyarankan satu buah taktik yaitu "lebih sering tapi hanya cemilan kecil".


Ide ini, katanya, bisa membuat otak kita bekerja lebih hebat. Takarannya adalah hanya dengan menjaga agar kadar glukosa dalam darah bisa 25 gram. "Jumlah ini sama dengan memakan satubuah pisang," ujar Gibson.

3. Makan makanan rendah GI (Glycemic index)


GI mengindikasikan kadar glukosa dalam darah. Pretzel atau jenis kue kering yang asin dapat menyebabkan kadar gula dalam darah naik dengan cepat sehingga disebut memiliki kadar indeks GI tinggi. Cobalah hindari.

J.M. Bourre dari French National Medicine Academy Pada September 2006 menulis dalam The Journal of Nutrition, Health and Aging bahwa makanan rendah Gi adalah makanan yang paling baik. Jenis makanan berkarbohidrat dengan serat tinggi adalah termasuk diantaranya yang rendah GI.

Mengkombinasi makanan ini dengan jenis yang berlemak atau berprotein akan menjadikannya lambat diserap tubuh. Misalnya roti gandum memiliki indeks GI yang rendah. Ketika dicampur dengan daging atau makanan berprotein lain, hal ini bisa memperlambat penyerapan glukosa kedalam tubuh.

Cara seperti ini menjadi kunci keseimbangan diet antara penggabungan makronutrisi seperti karbohidrat, lemak dan protein agar menjadi cara makan yang sehat.

4. Ukur Lemak Anda


Meskipun kemampuan menyerap lemak tubuh dalam kadar rendah, tidak semua lemak sama.Trans fats atau lemak dari makanan siap saji tetap masuk kategori buruk. Untuk itu pilihan menjauhi makanan berlemak ini lebih baik untuk menjaga kesehatan.

Gibson mengingatkan meningkatnya penyakit stroke adalah salah satu contoh mengapa lemak menjadi catatan penting pada program diet. Lemak juga dituding sebagai penyebab kerusakan hippocampus (bagian otak yang berperan pada proses ingatan).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya