VIVAnews - Stimulus pajak berbentuk pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah pada 14 sektor industri telah dianulir. Saat ini, pemerintah sedang menggodog penggantian stimulus fiskal yang memungkinkan untuk diimplementasikan.
"Pemerintah saat ini sedang mencari alternatif yang lebih pas berdasarkan usulan asosiasi," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Anshari Bukhari di kantornya, Jakarta, Jumat 16 Januari 2009.
Anshari mengatakan, Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Asosiasi Persepatuan Indonesia mengeluhkan sulitnya mendapat likuiditas. "Bagi mereka yang utama justru mendapatkan pembiayaan perdagangan. Saat ini tidak mudah memperoleh kredit dari perbankan," kata Anshari.
Karena itu, pemerintah sedang membahas kemungkinan pemberian jaminan kredit, seperti kebijakan Kredit Usaha Rakyat pada industri kecil dan menengah. "Mekanismenya perbankan ditunjuk, kemudian pemerintah menjamin," ujarnya.
Dengan fasilitas trade financing ini, pengusaha tekstil atau alas kaki dapat memperoleh jaminan letter of credit (LC). "Kalau pengusaha hatus menanggung 100 persen, kan berat," katanya.
Usulan tersebut, sudah dibicarakan dalam rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. "Namun, keputusannya seperti kami belum tahu," katanya.
Anshari juga mengatakan, dalam pembahasan tersebut belum membicarakan besaran jumlah stimulus. "Karena konsepnya jaminan," katanya. "Sementara ini diusulkan sektor industri yang mendapat stimulus bisa diperluas, tidak hanya garmen pada tekstil tapi juga untuk serat sintetis, pakaian jadi, dan sektor lainnya."
Begitu pula dengan alas kaki, jika semula yang mendapat stimulus hanya bahan baku sol, melalui trade financing diperluas ke sektor alas kaki yang memperoleh stimulus. "Sama halnya dengan konsep PPN ditanggung pemerintah, trade financing juga akan diberikan untuk industri tertentu yang berhak memperoleh," ujarnya.
Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
Saat hendak diamankan, massa yang geram sempat menghakimi pelaku berulang kali hingga babak belur. Bahkan polisi sempat dibuat kewalahan dengan banyaknay massa.
